Alkisah, sore itu Pak Kyai (K) menerima tamu (T) yang datang dari kota. Sang tamu berusaha membujuk Pak Kyai agar ikut gabung dalam sebuah aksi massa menolak pencalonan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Gubernur DKI. Terjadilah perbincangan ini:
T: "Yai, sebagai seorang Ulama mestinya njenengan ikut hadir."
K: "Tapi saya setuju kalau Pak Ahok nyalon Gubernur."
T: "Kan Yai tahu menurut Surat Al-Maidah 51 orang Islam dilarang memilih pemimpin selain
Muslim."
K: "Saya kan juga tidak menolak tafsir sampean. Tapi saya tidak menolak beliau jadi calon
Gubernur karena tidak berlawanan dg tafsir itu."
T (heran) : "Apa pendapat Yai tidak saling bertentangan?"
K: "Gak. Kan Pak Ahok tidak mencalonkan diri sebagai pemimipin."
T (kaget): "Ahok nyalon jadi Gubernur kok gak pemimpin?"
K: "Sampean kan tahu saya ini Gusdurian. Menurut almaghfurlah GD, Gubernur itu bukan
pemimpin, tetap PEMBANTUnya rakyat. Jadi ya boleh-boleh saja toh Pak Ahok nyalon jadi
pembantu rakyat?"
T: "????!!!@@@***!!!???"
0 comments:
Post a Comment