Sunday, April 16, 2017

ALHAMDULILLAH, PJ RESMIKAN MASJID RAYA KOTA JAKARTA

Rakyat di ibukota Jakarta, khususnya ummat Islam, menyaksikan sebuah peristiwa sangat penting pada Sabtu, 15/4/17, ketika Presiden RI, Joko Widodo (PJ), meresmikan Masjid Raya Kota Jakarta yang diberi nama Masjid KH. Hasyim Asy'ari itu. Peresmian Masjid ini menandai terpenuhinya cita-cita PJ dan juga harapan rakyat di DKI akan adanya sebuah Masjid Raya utk Jakarta. Selama ini Masjid Istiqlal dianggap sebagai landmark Masjid Ibukota, padahal ia adalah Masjid Negara yang digagas oleh Presiden RI 1, Bung Karno.

Kendati peresmian Masjid KH Hasyim Asy'ari itu tak luput dari perbedaan pandangan dan bahkan tudingan yang sangat tidak masuk akal, namun pada akhirnya peristiwa bersejarah tersebut tetap dilangsungkan, bahkan maju sehari. Tentu masih akan ada pihak-pihak yang memersoalkan peresmian Masjid tsb, terutama mereka yang selalu mengaitkan ihwal tsb dengan politik khususnya Pilkada DKI 2017, putaran ke 2.

Tak kurang dari mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah dan mantan Ketua Umum MUI, Prof. Dr. Din Syamsuddin (DS), yang mengusulkan agar peresmian Masjid tsb ditunda sampai Pilkada usai pada 19 April. Alasan Ketua Dewan Pertimbangan MUI tsb adalah bahwa: 1) Peresmian Masjid oleh Presiden tsb "hanya akan mengganggu ketenteraman atau menambah ketegangan dalam masyarakat jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI..", karena akan dihadiri Gub Basuki Tjahaja Purnama (BTP), alias Ahok; 2) Peresmian itu "akan mempertontonkan dengan kasat mata bahwa Presiden Jokowi tidak netral, lantaran akan dinilai berpihak kepada pasangan calon nomor 2 Ahok-Djarot."; 3) Peresmian tsb diangggap belieu berbau kampanye Pilkada, karena "dengan peresmian masjid tiga hari sebelum Pilgub, diharapkan akan ada efek positif bagi Ahok dari kalangan pemilih Muslim."; dan 4) Adanya kontroversi bahwa Denah Masjid itu dari atas berbentuk lambang agama lain. Karena itu perlu "diperbaiki dulu agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari (yakni akan dianggap sebagai ‘masjid dhirar’ atau ‘masjid yang membahayakan’ karenanya harus dijauhi). (http://news.okezone.com/read/2017/04/15/337/1668088/din-syamsuddin-peresmian-masjid-raya-daan-mogot-sebaiknya-ditunda)

Hemat saya alasan no 1 tidak relevan karena dengan majunya acara peresmian Masjid tsb, Gub Ahok yg masih non-aktif pd hari itu tidak ikut hadir, dan Plt. Gub Sumarsono yg hadir. Alasan No 2 dan 3, juga mengada-ada karena rencana PJ utk membangun Masjid itu sudah lama, saat beliau masih Gubernur DKI. Kalaupun ada yg menganggap berbau kampanye Pilkada, saya kira hal itu tergantung pada perspektif yang dipakai. Resiko dituding sebagai pemihakan akan selalu muncul, dan itu merupakan bagian yg sulit dihindari.

Alasan yg No 4, menurut saya sangat tidak masuk akal dan cenderung tendensius serta mencerminkan pandangan yg sempit. Jika kecurigaan tsb dipakai, bagaimana dg fakta bhw arsitek Masjid Istiqlal adlah seorang non Muslim? Lalu berbagai ornamen yang ada di Masjid juga bisa saja dilihat dari sisi lambang agaa "lain" misalnya silhuet Bintang Daud. Demikian pula jika DS melihat arsitek Masjid-2 bersejarah di Jawa, seperti Masjid Demak dll yang dipengaruhi arsitek Hindu, dll. Apakah semua haruis "diperbaiki" menuruti selera para pencuriga itu? Inilah yang menurut hemat saya pandangan sempit dan bisa jadi hanya sentimen-2 negatif belaka!

Walhasil, saya sangat mengapresiasi peresmian Masjid KH Hasyim Asy'ari oleh PJ tsb dan hal itu menunjukkan komitmen beliau yang tinggi terhadap Jakrat dan warganya, dan tentu saja penghormatan kepada sang Pahlawan Nasional, Ulama, pendiri dan Roisul Akbar jam'iyyah NU. Insya Allah seluruh warga Jakarta akan merasa bersyukur dan berterimakasih kepada PJ yang telah menorehkan sejarah bagi Ibukota NKRI itu.

Terimakasih dan Bravo PJ!

Simak tautan ini:


Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS