Wednesday, May 24, 2017

KETIKA PANGLIMA BERPUISI




Oleh Muhammad AS Hikam


Ketika Panglima berpuisi
Orang bertanya apa yang terjadi?
Apakah negeri kian damai
Atau ada pesan tersembunyi?
Entahlah, aku enggan berspekulasi

Kian dekat duaribu sembilanbelas
Banyak omongan dan tingkah tak jelas
Rumor politik mengalir deras
Cuitan twitter tanpa nalar waras
Menambah hawa politik kian panas

Maksud baik dianggap ancaman
Mematuhi hukum disebut pencitraan
Agamawan dituduh perselingkuhan
Bicara benar dituduh pelecehan
Diam pun dianggap melawan

Ada yang bilang ini salahnya demokrasi
Ada yang teriak ini salahnya reformasi
Ada yang tuding ini gegara Hak Asasi
Ada yang berbisik ini hasil konspirasi
Untuk menghancurkan NKRI

Entah mana yang benar
Entah mana yang nalar
Entah mana yang berdasar
Entah mana yang berakar
Pada akal dan nurani jembar?

Jangan-jangan ini pertanda jaman edan
Ketika Sengkuni jadi panutan
Ketika Puntadewa jadi sasaran hujatan
Ketika Aswatama jadi pahlawan
Dan Wisanggeni dimasukkan ke dalam tahanan

Lebih baik siap dan waspada
Jangan sampai jadi mangsa Bethara Kala
Negeri ini sedang mengalami duhkita
Kerna pemimpinnya saling menista
Dan rakyatnya dibiarkan lemah tak berdaya.


Jalan tol Cikarang-Jakarta, 24 Mei 2017

Simak tautan ini:
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS