Thursday, May 11, 2017

MUHASABAH KEBANGSAAN (4): KESABARAN DAN DO'A


Oleh  Al-Zastrouw

Akhir-akhir ini makin marak tudingan kafir, musyrik, munafiq, dan berbagai caci maki keji lainnya ditujukan kepada sesama Muslim, hanya karena beda pilihan politik dalam pilkada. Anehnya tudingan tsb dilakukan oleh orang-orang yang selalu menggembar-gemborkan ukhuwah Islamiyah, alias solidaritas dan persatuan sesama Muslim dan mengaku pembela agama.

Tetapi, anehnya, orang yang menjadi target tuduhan keji dan caci maki itu bergeming alias tetap diam dan tidak membalas dengan caci maki atau menggalang massa. Padahal sebenarnya mereka bisa melakukan itu dan menggunakan ayat-ayat suci untuk membuat counter gerakan. Paling-paling mereka hanya membalas dengan menunjuk beberapa ayat dan tafsir serta pemikiran ulama yang menjadi dasar mereka bersikap beda dengan orang-orang yang menuduh kafir dan munafiq itu.

Meski sudah dijelaskan ayat dan tafsirnya, namun kelompok caci maki itu belum puas. Mereka tetap merasa bahwa pikiran dan tafsir agamanyalah yang paling benar. Jangankan menerima perbedaan tafsir, mereka justru membuat serangan yang lebih gencar dan dahsyat lagi.  Bahkan kaum benar sendiri ini tidak segan-segan menghujat dan menista ulama-ulama yang menjadi panutan  orang yang mereka dituduh kafir dan munafiq itu.  Para ulama ini ituduh sebagai ulama bayaran, ulama syu' (jahat), dan bahkan ulama bodoh yang tidak panya kapasitas keilmuan agama. Seolah-olah para ulama ini lebih bodoh dari penceramah di TV yang hanya pandai merangkai kata dan mengutip terjemahan ayat yang kemudian mereka anggap sebagai ulama. Akibatnya mereka semakin dahsyat mengeksploitasi ayat, bahkan tega melakukan intimidasi pada sesama dengan menggunakan simbol agama.

Diam-diam aku merasa  kagum dan semakin hormat pada mereka-mereka yang menerima tuduhan keji tersebut. Biar dituduh kafir, munafiq dan penjual iman tapi saya belum pernah melihat mereka membalas dengan tuduhan yang sama  kepada para penistanya. Kalau demikian saya jadi berpikir siapa yg sebenarnya tdk menjaga ukhuwah Islamiyah, siapa yg memecah belah ummat? Mereka yang menuding sesama muslim dengan tuduhan kafir itu, atau mereka yang tetap sabar menerima hujatan dan tuduhan nista demi keutuhan ummat?

Memang tidak mudah menjaga keberagaman dan persaudaraan di tengah tarikan kepentingan politik. Memang tidak mudah bersikap sabar menghadapi berbagai tudingan kafir dan penistaan serta fitnah keji yang dilakukan oleh saudara sendiri. Tapi itu harus dilakukan demi menjaga keutuhan ummat dan negeri ini. Dan saya yakin keihlasan saudara-saudaraku ini akan menjadi benteng yang kokoh untuk menghadapi fitnah dan tudihan keji tersebut, sehingga mereka tidak mudah hanyut dan larut dalam  susana yang penuh ketegangan ini.

Aku juga berharap saudara-saudaraku yang menerima tuduhan keji ini tetep bersikap baik dan  mendoakan mereka dengan doa yang baik. Jangan doakan orang yang telah menudingmu kafir dan munafik itu menjadi orang yang celaka, susah rejekinya, masuk ke neraka, dicoba dg berbagai kesulitan, diazab Allah di dunia dan akherat dan berbagai doa buruk lainnya.  Doakanlah mereka agar terbuka pikirannya sehingga bisa menerima perbedaan dengan lapang dada agar tidak mudah mengkafirkan sesama. Doakanlah mereka agar tidak terjebak dalam kesombongan iman yang membuat  mereka lupa diri,  riya' (pamer) dan sombong

Saya yakin jika saudara-saudaraku yang dinista dengan tuduhan kafir, munafiq dan berbagai caci maki yang keji ini bisa tetap sabar dan ikhlas, maka keutuhan bangsa ini akan tetap terjaga,. Keberagaman akan terlindungi, bangsa dan negara NKRI akan lestari dan Islam rahmah yang penuh dengan akhlakul karimah akan terwujud di sini.

Akhirnya saya hanya mampu berdoa semoga ketabahan dan keikhlasan saudaraku-saudaraku dalam menghadapi caci maki dan tuduhan keji ini bisa menjadi amal shaleh yang akan membawa ke surga.... Amin.
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS