Saturday, December 30, 2017

TEROMPET TAHUN BARU


Pagi itu sehabis mengajar mengaji Al-Qur'an untuk siswa Diniyyah, Pak Kyai (K) kedatangan tamu, seorang perempuan (P) yg tampaknya bukan orang dari kampung beliau. Ternyata tamu itu dari kecamatan yang agak dekat dengan Kota. Setelah beramah tamah dan minum kopi, dialog pun berlangsung.

K: "Ibu ada maksud apa kok pag-pagi sudah ke sini?"

P: "Maaf, Yai, saya sedang punya masalah terkait dengan pekerjaan."

K: "Oh gitu. Kira-kira saya ini bisa bantu apa?"

P: "Kalau tak keberatan saya mohon pandangan Yai, soal boleh atau tidaknya pekerjaan saya itu."

K (heran): "Lho, memang apa kerja sampeyan, bu?"

P: "Saya kerja serabutan, Yai. Intinya berjualan mainan yang lagi laku. Sekarang saya rencana mau jualan terompet untuk Tahun Baru. Tetapi saya ragu-ragu."

K : "Kenapa?"

P: "Saya baca di medsos, katanya merayakan Tahun Baru itu tidak Islami karena ia bukan tahun baru Islam. Jadi kalau saya jualan terompet berarti ikut mendukung yang tidak Islami. Malah disebut ada Hadis yang menyatakan: 'Siapa yang berlaku mirip dengan suatu kelompok, maka ia berarti bagian dari kelompok itu.' Saya takut dianggap berdosa, Yai?"

K: "Waduh, waduh... itu kejauhan bu. Sampeyan malah harusnya dapat pahala, bukan dosa, hehehe..."

P (kaget): "Lha kok bisa Yai?"

K: "Pertama, sampeyan mencari dan mendapat nafkah untuk keperluan hidup keluarga. Kedua, sampeyan ikut membuat orang lain gembira dan bahagia. Ketiga, sampeyan ikut menjaga kebersamaan warga. Keempat, kalau sampeyan mengikuti orang lain dalam hal-hal yang baik, tentu ikut baik..."

P (memotong): "Tapi Yai, Tahun Baru Masehi itu kan bukan tahun baru Islam?"

K : "Lha kita kan menggunakan tahun Masehi juga dalam berbagai kegiatan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Di Arab Saudi saja sekarang tahun Masehi digunakan Pemerintah. Lagipula kalau banyak perayaan Tahun Baru dari segala macam tradisi, kan makin menarik dan menggembirakan orang banyak toh?"

P : "Kayaknya gitu Yai.."

K : "Merayakan pergantian tahun itu baik- baik saja. Yang penting tidak menciptakan kerusakan. Caranya bisa macam-macam. Mulai dari meniup terompet sampai berdoa dan/ atau kenduri. Tidak merayakan juga gak masalah."

P : "Terimakasih Yai, atas pandangan panjenengan.."

K : "Dan ingat, ada Hadits yang mengatakan bahwa beragama itu mudah. Janganlah berlebih-2an. Tapi bukan berarti mempermudah dalam arti menyepelekan agama... Sampeyan berjualan terompet Tahun Baru, silakan, tapi jangan lupa sholatnya.."

P : "Suwun Yai, saya pamit dulu; mau siap-siap berjualan terompet.."
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS