Wednesday, July 11, 2018

MENAKAR CAWAPRES PRESIDEN JOKOWI

Dialog di CNN TV tadi malam (10/07/18) bertema: "Menakar sosok cawapres Jokowi yang akan mendampingi beliau dalam Pilpres 2019." Saya bersama Jayadi Hanan (JH) dari SMRC dan dipandu mas Budi Adiputro (BA) dari CNN TV. Kendati Presiden Jokowi (PJ), sebagai petahana, sampai saat ini memiliki elektabilitas yang tinggi dibanding dengan para pesaing (contenders) dan dukungan parpol-parpol yang kuat, namun persoalan siapa yang akan menjadi cawapres beliau tetap sangat penting. Bukan saja karena cawapres akan mendampingi beliau sebagai wakil, tetapi juga mempunyai peran strategis dalam dinamika perpolitikan nasional saat ini dan lima tahun yad.


Berbagai spekulasi, hasil survei, dan tokoh-tokoh yang menyatakan kesiapan atau pun diusulkan sebagai cawapres telah bermunculan di ruang publik. Terakhir, PJ sendiri mengisyaratkan bahwa beliau telah mengantongi nama cawapres pilihannya dan tinggal mengumumkan pada saat yang tepat. Namun perbincangan tentang siap sosok cawapres ideal masih menarik, apalagi waktu pendaftaran paslon yang kian mendekat, yakni pada 4 Agustus 2018.

Survei SMRC mengenai cawapres PJ berdasar pendapat elite, opinion leaders, dan publik. Yang dignakan sebagai kriteria dlm survei ini adalah integritas, kapabilitas, empati, akseptabilitas, dan kontinuitas, yang dimiliki para tokoh yang dianggap berpotensi menjadi pendamping PJ. Saya menggunakan perspektif strategis dengan kriteria kepribadian, kapasitas sebagai komunikator, rekam jejak integritas, komitmen terhadap demokrasi dan HAM, dan kemampuan networking baik nasional maupun internasional.

Berdasarkan survei SMRC, dua tokoh yakni Mahfud MD (MMD) dan Sri Mulyani Indrayati (SMI) secara konsisten menempati urutan teratas. Selain itu ada nama-nama seperti Chairul Tanjung (CT), Tuan Guru Bajang (TGB), Gatot Nurmantyo (GN), Anies Baswedan (AB), dan Said Aqil Siradj (SAS). Sementara itu saya mengajukan 8 nama. Selain MMD dan SMI, masih ditambah dengan nama-nama seperti Moeldoko (M), Chairul Tanjung (CT), M. Tito Karnavian (MTK), Airlangga Hartarto (AH), M. Romahurmuzy (MR), dan As'ad Ali (AA).

Kendati perspektif-perspektif yang mendasari pemilihan kriteria-kriteria itu memiliki perbedaan, tetapi sejatinya saling melengkapi. JH dan saya menganggap dukungan parpol masih tetap diperlukan sebagai keharusan konstitusional dalam Pilpres, namun keberadaan cawapres yang mampu membantu PJ dalam memerkuat dukungan dalam meraih suara di kalangan pemilih Muslim sangat penting. Sosok cawapres PJ sangat berperan penting dan rekruitmen dari luar partai politik akan lebih bernilai lebih dalam hal ini.

Silakan menyimak rekaman video dialog ini dan mengomentarinya. Trims (MASH)

https://www.youtube.com/watch?v=73HI-7WfQLo&t=241s

Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS