Sunday, August 5, 2018

HARLAH ALMAGHFURLAH GUS DUR, 4 AGUSTUS 1940


Hari ini (4 Agustus) 78 tahun lalu jabang bayi, yang di kemudian hari menjadi salah seorang putra terbaik bangsa Indonesia, lahir di Jombang, Jawa Timur. Kedua orang tuanya, KH Abdul Wahid Hasyim dan Hj. Sholehah, memberi nama bayi itu dengan Abdurrahman Ad Dakhil, yang lebih dikenal kemudian dengan Abdurrahman Wahid, atau sebutan akrab Gus Dur.

Beliau adalah Presiden ke 4 RI yang mengawali era Reformasi setelah tumbangnya rezim otoriter Orde Baru di bawah Presiden Soeharto. Selain seorang negarawan pada zamannya, Gus Dur adalah juga seorang ulama dan pegiat demokrasi, promotor perlindungan HAM, pembela pluralisme serta nirkekerasan (nonviolence).

Saat ini ketika bangsa dan negeri kita sedang mengalami krisis akibat maraknya intoleransi dan radikalisme yang menggunakan topeng agama, rasanya kita perlu mengingat pesan Almaghfurlah ini:

"Sangat banyak diantara kaum Muslimin yang gagal menangkap pesan inti Islam yang mengajarkan agar para pemeluknya bersikap toleran kepada pihak-pihak lain yang berbeda (liyan), serta mau BELAJAR memahami berbagai sistem nilai mereka. Ummat Islam mesti mengerti bahwa sikap-sikap seperti itu ditoleransi oleh Islam sebagai agama."

Pesan beliau sangat relevan utk digunakan sebagai salah satu pijakan bagi upaya menghentikan intoleransi dan radikalisme yang akan mengancam dan membahayakan masyarakat dan bangsa Indonesia termasuk unnat Islam di dalamnya. Yakni proses saling belajar dan saling memahami utk mencapai tujuan bersama sbg bangsa dan kemanusiaan.

Mengingat kembali hari lahir (harlah) GD adalah juga mengenang dan menarasikan serta menafsirkan kembali apa yg menjadi komitmen beliau.

ALFATIHAH....

Pamulang, 4 Agustus 2018

(Kesednya Gus Dur)
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS