Tuesday, June 11, 2019

MENGAWAL MAKNA KATA-KATA



Sebuah kata tidak pernah hanya bermakna tunggal. Bahkan kata yang biasanya dianggap lumrah dan mulia pun berpotensi menjadi berarti sebaliknya. Ia bahkan bisa bermakna ancaman dan kekerasan (violence) jika diletakkan dalam konteks relasi kekuasaan.

Misalnya, diberitakan oleh media bhw HB Rizieq telah mengirimkan pesan terbaru kepada para pengikutnya di tanah air. Imam Besar FPI, yang buron ke Saudi, tsb menyatakan bahwa jika PJ dinyatakan menang dalam Pilpres 2019 maka harus DIKAWAL. Maksud kata dikawal itu adalah agar "Jokowi tidak lagi melanjutkan KEZALIMAN di periode kedua." (huruf kapital dari saya)

Di pihak lain, saya bisa mengatakan bahwa warganegara yang cinta Indonesia juga WAJIB MENGAWAL PJ dan pemerintahnya yang sah dari kemungkinan ancaman pihak-pihak yg akan MENDZALIMI. Mereka ini memakai segala macam cara, termasuk manipulasi tafsir ajaran agama, untuk mengabsahkan tindakan-tindakan DZALIM. Bahkan MAKAR thd pemerintahan yang sah pun akan dianggap legitimate atas nama "mengawal dari kedzaliman."

Jadi kata yang indah seperti "mengawal" pun bisa bermakna ganda dan berlawanan: Ia bisa bermakan melindungi (dlm artian yg saya pakai di atas), tetapi juga bisa sebagai sebuah 'eufemisme' atau penghalusan dari "mengganggu" dan/ atau "mengancam."

Oleh karenanya, rakyat harus selalu cermat, tanggap, dan kritis thd wacana dan narasi yang di luar tampak AGAMIS, tetapi sejatinya hanya LAMIS (dusta). Jangan pernah menganggap sepele (taken it for granted) terhadap kata-kata.

Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS