Wednesday, June 24, 2020

POYUONO MELAWAN JEBAKAN "BAD MEN."?

Simak argumen Waketum Gerindra Arief Poyuono (AP) seputar penolakannya menghadiri sidang Majelis Kehormatan (MK) Partai Gerindra. Poin yg terpenting adalah soal kapasitasnya saat mengeluarkan kritik terhadap apa yang disebutnya sebagai "Kadrun" yang bertanggungjawab dalam munculnya narasi kebangkitan PKI. AP menegaskan dirinya bukan dalam kapasitas pengurus maupun anggota partai, tetapi sebagai ketua sebuah serikat pekerja. Dengan demikian pemanggilan oleh MK partai bagi AP tidak tepat dan bahkan dianggap sebagai langkah yang tidak nalar. (lihat tautan video di bawah)

Mengikuti argumen AP yg di kemukakan lewat TV ini, menurut saya, Gerindra tidak usah grusa-grusu dan justru mesti memertimbangkan kemungkinan politisasi masalah oleh oknum2 elitenya yg sedang saling bertikai. Sudah biasa dlm sebuah parpol terjadi faksionalisme dan pergesekan2 dalam elite. Namun jika hal tsb tak terkontrol maka akan menjadi pemicu sebuah konflik yg melebar dan melemahkan partai tsb. Berdirinya Gerindra sendiri antara lain juga merupakan buah dr konflik internal elite partai Golkar!

Gerindra, suka atau tidak, adalah salah satu aset nasional yang berperan serta dalam proses membangun demokrasi di era pasca-reformasi. Konflik dan pergesekan antar elitnya adalah bagian dr dinamika yg harus dihadapinya. Karenanya mesti dikelola dg rasional, proporsional, dan mengedepankan resolusi damai.

Jangan malah menjadikan riak2 kecil menjadi potensi banjir bandang!. Atau istilah Jawa nya "aja gawe kriwikan dadi grojogan". Partai Gerindra dan bangsa Indonesia sendiri yg akhirnya akan rugi. Khususnya proses pendewasaan demokrasi akan terganggu. Dan itulah sebetulnya jebakan para "bad men" yang mesti diwaspadai. IMHO.

Simak tautan video YouTube ini:

https://www.youtube.com/watch?v=0mhPqZKPFuA&feature=share&fbclid=IwAR1mN1T87CIADIg0v3ANMkQ-PPmEpMVaWAWPaOAHXfDDoRCBUDWOlH2aSco
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS