Friday, January 4, 2013

PEMKOT LHOKSEUMAWE AKAN MELARANG PEREMPUAN "MENGANGKANG" KETIKA MEMBONCENG MOTOR

Kata Lord Acton, "power tends to corrupt and absolute power corrupts absolutely." (kekuasaan itu cenderung mengorupsi (manusia), dan kekuasaan yang mutlak akan mengorupsi secara mutlak pula). Pemkot Lhokseumawe membutikan kebenaran kata-2 bijak tersebut dg rencana larangan perempuan "mengangkang" ketika membonceng motor. Alasannya, "syariat Islam dan "adat istiadat" setempat. Syariat Islam, ketika ditafsirkan secara serampangan dan dilandasi pemikiran misoginis (anti perempuan) hasilnya bisa sangat mengerikan (tetapi juga karikatural). Adat setempat, kalau ditafsirkan dg "tempat" si penguasa berada, menjadi anakronistis. Karena ternyata tetangga yg juga dlm lingkup adat yg sama tidak mengakuinya. Larangan Pemkot Lhokseumawe adalah gabungan antara absolutisme kuasa dg penafsiran agama yg misoginis dan adat yg myopic. Fenomena inilah yang pernah berlaku di Afghanistan di bawah rezim Taliban sehingga perempuan pun dilarang keras bersekolah (apalagi mengangkang ketika boncengan motor!). Apakah penguasa Kota Lhokseumawe sedang kepincut dg Talibanisme?. Wallahua'lam!

Selanjutnya baca tautan ini:


http://news.okezone.com/read/2013/01/02/340/740414/perempuan-dilarang-duduk-ngangkang-di-sepeda-motor
    Share:

    0 comments:

    Post a Comment

    THF ARCHIVE

    FP GUSDURIANS