Editor: Ari Purwanto | Jumat, 01 Maret 2013 03:09 WIB, 38 menit yang lalu
Ilustrasi Demo Century(Foto: Istimewa)
LENSAINDONESIA.COM: Kerunyaman demi kerunyaman makin merundung negeri yang malang, Indonesia. Belum juga usai kasus korupsi Hambalang yg melibatkan pimpinan partai berkuasa, kini muncul kembali “halaman lama” tentang Centurygate yang melibatkan Wapres Boediono.
KPK, pelan tapi pasti, mengusut terus penyelamatan (bailout) terhadap Bank Century yang merugikan keuangan negara Rp 6,7 triliun. Posisi Wapres pada waktu itu adalah Gubernur BI yg memberikan informasi tentang perlunya bailout agar Indonesia terhindar dari kriris moneter yang sistemik.
“Menkeu saat itu, Sri Mulyani Indrawati (SMI) sebagai Ketua KKSK, mengamini rekomendasi Gubernur BI, walaupun, konon, sempat mengatakan dirinya “ditipu” oleh BI dengan informasi yang salah. Tim Pengawas (Timwas) Century-DPR dan KPK seia sekata untuk terus mengusut dan sorotan media makin menukik kepada Wapres,” kata pengamat politik President University, AS Hikam kepada LICOM, Kamis (28/2/2013) .
Jika Presiden SBY masih disibukkan dengan kemelut Partai Demokrat, sambung Hikam, menjadi tak terbayangkan jika Wapres pun harus disibukkan dengan Centurygate.
Dan penantian itu seakan-akan mendapat secercah harapan dari KPK belakangan ini. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, saat rapat dengan Timwas Century di DPR Rabu kemarin, menegaskan kemungkinan menjadikan Boediono tersangka sangat jelas. Apalagi, KPK pun akan memeriksa Sri Mulyani di Washington DC. Keterangan Sri Mulyani sangat berguna bagi kelanjutan penyidikan.
“Publik terus menanti gebrakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk membongkar dan menuntaskan skandal Century,” tambahnya. @ari
0 comments:
Post a Comment