Beginilah contoh kelakuan politisi yang memuakkan dan akan mendapat cercaan rakyat. Sekjen PPP, Romahurmuzy (Romy), bukannya melakukan kerjasama (kerma) dan saling membantu utk mengatasi bencana banjir, tetapi malah menyalahkan Gub Jokowi, seolah-2 ia adalah satu-2nya pihak yang bertanggungjawab. Siapapun tahu bhw Gub Jokowi adalah salah satu pihak yang bertanggungjawab dalam manajemen pemerintahan DKI, termasuk dalam hal menangani banjir. Tetapi menganggap hanya Jokowi yang tdk mampu mengatasi banjir dan mempolitisasinya dengan istilah harus "minta maaf", hal itu sama sekali tidak fair dan tidak jujur. Sebagai politisi dan petinggi PPP yang memiliki pengaruh besar di DPRD di DKI, Romy juga sangat bertanggungjawab. Bagaimanapun, ketika Gub Jokowi masih mengalami hambatan seperti belum terealisasinya APBD 2014, itu juga sebagian karena kelakuan parpol di DKI dan PPP jelas ada di dalamnya. Belum lagi jika diingat bhw bencana banjir di Jakarta bukan hanya bisa diselesaikan oleh Jakarta sendirian karena ia terkait dengan daerah-2 sekitar, termasuk Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Sebagai Gubernur, Jokowi sudah menunjukkan komitmen yang sangat jelas, baik dalam program maupun tindakan, tetapi jelas ia tidak mungkin jalan sendiri. Banjir di Jakarta semestinya membuat politisi seperti Romy lebih arif dan menampakkan kepemimpinannya. Bukan malah nyinyir dan pamer kecupatan dalam memahami masalah yang demikian kompleks. PPP tidak akan mampu menarik simpati publik Jakarta atau nasional jika elitenya hanya bisa mempolitisasi masalah, tanpa mampu memberikan kontribusi terhadap penyelesaiannya.
Selanjutnya baca tautan ini:
http://politik.rmol.co/read/2014/01/19/140522/Sekjen-PPP:-Kalau-Tak-Mampu-Atasi-Banjir,-Jokowi-Minta-Maaf-Saja-
Tuesday, January 21, 2014
Home »
» PERLUKAH JOKOWI MINTA MAAF KARENA BANJIR DI JAKARTA?
0 comments:
Post a Comment