Tuesday, March 25, 2014

BENARKAH RIDWAN SAIDI SEORANG BUDAYAWAN?

BENARKAH RIWAN SAIDI SEORANG BUDAYAWAN? Tergantung dari mana anda melihatnya. Kalau cuma dari istilah formal dan sebutan populer, maka bisa saja dia disebut seorang budayawan, karena suka omong budaya Betawi, atau dianggap budayawan oleh media. Tetapi kalau memandangnya dari sisi substansi, saya kira harus ditinjau ulang. Kata 'budayawan' setidaknya bermakna "orang yang mengerti dan/atau ahli budaya serta perilakunya berbudaya." Namun kalau baca statemennya mengenai Jokowi, maka saya sangat meragukan bahwa RS ini pantas disebut sebagai seorang budayawan. Malah yang tepat adalah sebaliknya, dia sama sekali bukan orang yang mengerti dan memiliki budaya. Kalau dikaitkan dengan budaya Betawi, apalagi. Karena setahu saya budaya Betawi sangat menghargai orang lain dan inklusif artinya mau merangkul orang lain yang juga mau menghargai, menghormati, dan mengapresiasi budaya tersebut. Omongan dan perilaku RS dalam soal Jokowi, bertolak belakang dari sifatnya seorang yang berbudaya, alih-alih seorang yang paham atau ahli. Bagi saya, RS tak lebih dari seorang manipulator budaya dan kebudayaan Betawi untuk kepentingan politik dirinya dan kelompok-2 tertentu dalam rangka mengganjal pencapresan Jokowi. Lebih jauh, RS juga seorang yang xenophobic alias anti orang luar, dengan statemennya yang menolak Jokowi karena beliau bukan orang Betawi. Kalimat "(k)alau nyapres harusnya ke Pasar Klewer!" bagi saya, bukan saja tidak pantas muncul dari mulut seorang Budayawan Betawi, bahkan dari mulut orang biasa pun sudah sangat memalukan dan menunjukan rendahnya keberadabannya. Kata-2 itu lebih cocok dikemukakan oleh manusia yang punya fanatisisme luar biasa terhadap suku dan kelompoknya. RS punya hak penuh utk kecewa, jengkel, marah atau benci thd Jokowi dan/atau siapapun juga. Namun sangatlah tidak elok jika dia melontarkan ucapan-ucapan yang justru merendahkan martabat budaya dan keadaban publik seperti itu! Naúdzubillah min dzalik!

Selanjutnya baca tautan ini:
http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/03/24/270564817/Ridwan-Jokowi-Harusnya-Nyapres-di-Pasar-Klewer
Share:

1 comments:

  1. betul pak, sekarang gampang kl mau jd ahli..asal sering di undang di TV mengkritisi kebijakan dan situasi tertentu entah dia ngerti atau tidak atau dia punya background yang mendukung atau tidak maka langsung dilabel ahli, ahli yang dibesarkan oleh media...sedih pak, saya saja sudah kuliah dari S1, akuntan sampai S2 tidak berani mengatakan saya ahli..masih harus banyak belajar karena semua statem keahlian kita harus dipertanggungjawabkan kebenarannya dihadapan manusia dan dihadapan Tuhan

    ReplyDelete

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS