Saturday, May 3, 2014

KATIB SYURIAH KH. DR MALIK MADANI: NU MENOLAK HTI & FPI

Inilah sikap PBNU yang ditunggu-tunggu oleh jutaan warga nahdliyyin di seluruh Nusantara dan belahan dunia lain: Menolak gerakan dan organisasi Islam radikal HTI dan FPI. Selama ini tidak terlalu jelas sikap dari PBNU, bahkan terkesan mbulet dan inkonsisten. Kendati secara retorik ada kesamaan pandangan bahwa doktrin dan kiprah NU menolak kekerasan (tathawwur), namun sikap elit PBNU sering bertentangan antara satu dg yang lain. Misalnya, sikap Gus Hasyim Muzadi (HM) yang dekat dengan FPI tetapi sangar terhadap Ahmadiyah. Lalu sikap Gus Said Aqil Siradj (SAS) yang toleran terhadap Syi'ah, tetapi dikritik habis oleh sementara Kyai NU di Jatim. Memang sikap-2 yang berbeda tidak dilarang, tetapi jika tidak konsisten dan dijelaskan dengan baik kepada warga nahdliyyin, justru akan kontra-produktif. Karena itu harus ada semacam panduan umum dan berlaku universal bagi jam'iyyah nahdlatul ulama di seluruh dunia (karena faktanya warga nahdliyyin TIDAK HANYA di Indonesia), mengenai sikap organisasi terhadap faham, ideologi, pemikiran dan kiprah kelompok Islam garis keras. Dalam panduan tsb harus dijelaskan: 1) apa kelompok dan gerakan tsb, baik yg bercokol di RI maupun di seluruh dunia; 2) siapa tokoh-2 mereka, baik yag lama maupun yang baru dan kalau perlu yang mungkin akan menjadi penerus; 3) alasan syar'i maupun siyasi kenapa radikalisme dan gerakan Islam radikal seperti NII, HTI, FPI, JAT, MMI, dll harus ditolak warga nahdliyyin; dan 4) metode atau cara untuk mendeteksi ideologi dan kiprah radikalisme serta bagaimana membendung ancaman mereka agar tidak merasuki kalangan nahdliyyin dan bangsa Indonesia. Sikap tegas PBNU yang dikemukakan oleh Katib Aam PBNU, KH Dr. Malik Madani, MA, ini perlu diapresiasi dan secepatnya disosialisasikan PBNU sampai di akar rumput. Bahkan, hemat saya, tidak terbatas pada internal jama'ah dan jam'iyyah nahdliyyin saja, tetapi mencakup seluruh komponen bangsa Indonesia. Penolakan terhadap radikalisme atas nama ajaran Islam, apalagi yang terang-2an menentang Konstitusi sepeti upaya membangun Khilafah Islamiyah dan Negara Islam di negeri ini, merupakan salah satu perjuangan NU yg sesuai dengan Khittah Nahdliyyah serta keperluan bangsa secara keseluruhan. Bahaya radikalisme agama telah sangat terang benderang di berbagai bagian wilayah negara berpenduduk mayoritas Muslim. Ia bukan saja merusak ukhuwwah Islamiyyah, tetapi juga ukhuwwah wathoniyyah dan insaniyyah. Radikalisme bukan saja merusak ummat Islam, tetapi juga nilai-2 kemanusiaan dan kehidupan yang damai. Bravo PBNU!! 

Simak kabar ini:

http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,51730-lang,id-c,nasional-t,NU+Tolak+Tegas+Gerakan+HTI+dan+FPI-.phpx
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS