Sebagai orang yg pernah bertugas di Kemenristek, saya mendukung dan bahkan pernah mengusulkan pada Presiden Gus Dur penggabungan kedua kementriam tsb. Alasan saya, selain perampingan dan efisiensi, juga agar sinergi antara perguruan tinggi dan lembaga riset serta industri bisa lebih efektif dilaksanakan. Bbrp lembaga riset spt LIPI dan BPPT juga perlu digabungkan agar duplikasi yg tidak benar2 diperlukan bisa dihindari. Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (PKRT) adlh jwbn yg pas bagi upaya pemajuan pendidikan dan pemacuan Iptek oleh, dari, dan untuk bangsa Indonesia .
Selama ini keterkaitan antara Pendidikan Tinggi (PT) dan lembaga2 Riset tidak cukup kuat karena ganjalan birokrasi, ego-sektoralisme para penyelenggara kebijakan, dan sistem yang cenderung belum koheren. Anggaran pendidikan yg sejatinya juga utk bidang riset dan sebaliknya, anggaran riset yang bisa membantu pendidikan tidak bs dimanfaatkan secara optimal dan terfokus. Belum lagi akses PT kpd lembaga2 riset yg masih sangat terbatas, menjadikan relasi keduanya sering terkendala. Ini pd gilirannya membuat kegiatan riset yg berorientasi pd penerapan (applied researches) menjadi tdk berkembang. Ujungnya, industri pun tak kunjung bisa diyakinkan utk ikut mendukung kegiatan R &D, karena inovasi dan kreativitas mengalami kebuntuan serta tidak nyambung dengan kebutuhan kongkrit.
Saya setuju dg gagasan Jokowi tsb dan berharap Prabowo juga memiliki platform yg sama dalam bidang ini. Saya senantiasa berpegang pad prinsip bahwa RI takkan pernah maju tanpa penguasaan Iptek dan hal itu hanya mungkin jika pendidikan dan riset berjalan dengan sinergis. Semoga kabar ini bukan hanya wacana kampanye saja, karena ketertinggalan bangsa Indonesia di kedua bidang ini (Pendidikan dan pengembangan Iptek) sungguh telah kelewatan!
Baca tautan ini:
http://nasional.kompas.com/
0 comments:
Post a Comment