Wednesday, July 2, 2014

MENGAPA ISTANA MENTOLERIR PENGGAGAS OBOR RAKYAT?

Sikap Istana yg cuek terhadap Tabloid Obor Rakyat (OR), yg jelas-jelas dibuat oleh seorang yang bekerja di bawah staf khusus Presiden SBY, sungguh sangat memalukan dan mendegradasi integritas dan otoritas moral para pejabat Pemerintah. Bagaimanapun, ada tanggungjawab moral yang harus dipikul oleh Istana setelah terbongkarnya siapa yang berada di balik OR: Setiyardi Budiono (SB) yg adlh anak buah Velix Wanggai (VW). Memang SB membuat penerbitan ts atas nama pribadi dan dilakukan ketika ia sedang cuti. Tetapi kaitan dirinya dengan Istana adalah seterang Matahari di siang bolong.

Statemen Dipo Alam (DA) merupakan cerminan sikap hipokrit pejabat negara, yang di satu pihak selalu mengklaim bermoral dan mendahulukan kepentingan negara diatas kepentingan apapun, tetapi kenyataannya malah sebaliknya: membiarkan Istana terkait dengan kampanye hitam yang menjijikkan dan mencoreng nama baik pemerintah Pak SBY. Hipokrisi demikian, saya yakin, bukannya akan membuat DA dkk bersih, tetapi malah menjadikannya semakin kotor dan coreng moreng. Jangan salahkan jika publik bersyak-wasangka bahwa antara OR dengan oknum-2 Istana tidak ada kaitan! Padahal jika Istana membuat pernyataan jelas dan memberikan sanksi kepada SB, maka integritas dan netralitasnya akan terjaga, sekaligus menunjukkan bahwa pihak Istana memiliki integritas moral yang tinggi.

Oara punggawa SBY tampaknya makin banyak yang menunjukkan partisanship atau sikap memihak dalam Pilpres ini. Sebagai individu dan warganegara, tentu hal ini tak ada masalah. Tetapi sebagai lembaga yang harus bersikap netral, maka kendati secara legal DA bisa berdalih tak ada kaitan, tetapi setidaknya harus ada sensitivitas moral (moral sensitivity) kalapun tidak sampai menampilkan kemarahan moral (moral outrage) terhadap siapapun yang melanggar prinsip tsb. Jelas bahwa seseorang yg bekerja di tempat sepenting Istana, tidak perlu diketahui apakah ia sedang on duty atau sedang berpakansi. Bagi publik hal itu tidak relevan, karena otoritas sebagai orang Istana akan tetap melekat dan menjadi bagian dari tanggungjawab sebagai figur publik!

Sepatutnyalah apabila Pak SBY menegur DA dan juga melakukan tindakan adminsitratif thd SB. Reputasi beliau sebagai seorang Presiden yang selama ini dikenal sangat "correct" dan santun bisa saja tercoreng akibat sikap dan perilaku DA dan SB ini. Siapa tahu nanti akan ada lagi praktik-praktik sejenis yang tak terpuji seperti kasus OR yg disembunyiakan di bawah alasan "cuti" atau yg sejenisnya. Saya sepakat dengan Todung Mulya Lubis (TML) yg menilai Istana tidak netral, khususnya terkait kasus OR ini, jika statemen DA ini dibiarkan lewat begitu saja. Dan saya juga sepakat bahwa kinerja Polri jauh dari berbobot dalam merespon kampanye hitam ini, sehingga prasangka negatif dari publik terhadap aparat keamanan ini pun mendapat legitimasinya.





Simak tautan ini:


http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/07/02/269589907/IstanaTak-Ada-Sanksi-untuk-Penggagas-Obor-rakyat
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS