Monday, September 1, 2014

TERTANGKAPNYA DUA ANGGOTA POLRI PEMBAWA NARKOBA DI MALAYSIA

Seharusnya, yg pertama dan terutama harus merasa malu berat adalah Polri, khususnya pimpinan Polri dan seluruh jajarannya, dengan kasus tertangkapnya dua anggota Polri yg diduga membawa narkoba di wilayah negara Malaysia. Kalau nanti Pengadilan Malaysia sudah menjatuhkan vonis bersalah yang sudah tetap, maka Pemerintah RI dan Polri tak ada salahnya jika berterimakasih dan memberi penghargaan kepada Pemerintah Malaysia dan Polisi Diraja Malaysia karena telah membantu membersihkan Polri dari para penjahat yang mempermalukan dan mencemarkan institusi terhormat itu.

Sudah barang tentu kejadian ini terasa menyakitkan bagi bangsa Indonesia. Bagaimana tidak, aparat negara yg dibayar dengan keringat rakyat agar menjaga keamanan dan ketertiban umum, khususnya dari ancaman bahaya narkoba, justru anggotanya ada yg menjadi bagian integral dari penyelundupan barang berbahaya itu. Lebih jauh lagi, dg tertangkapnya kedua anggota Polri itu, kita makin diyakinkan bhw cerita tentang degradasi moral aparat negara bukanlah isapan jempol belaka. Polri bisa saja nanti membela diri dengan segala macam argumen dan dalih yg 'mbulet' dan 'ndakik-ndakik'; tetapi nalar publik yang waras tentu tidak bisa ditipu karena fakta di lapangan baik di dalam dan di luar negeri sudah terpampang jelas. Dan narkoba, bukanlah satu-2nya masalah kejahatan internal di Polri, masih ada korupsi kakap dan keterlibatan dalam berbagai tindak pidana lain. Belum lagi perilaku baik elite maupun anggota Polri yang tak terpuji dalam menangani masalah-2 gakkum sehingga makin menjatuhkan kridebilitasnya di mat rakyat!

Peristiwa penangkapan 2 anggota Polri ini seakan menghapuskan banyak sekali prestasi-2 yang telah ditorehkan oleh mereka di dalam pengabdiannya kepada masyarakat dan negara RI. Namun itulah resiko yang harusnya dijadikan pelajaran Polri. Dalam dunia yg sudah sangat kompleks dan informasi yang begitu transparan dan 'real time', maka sulit bagi Polri utk mencoba menghindari pengawasan publik (public scrutiny) atas perilaku mereka di lapangan. Karena itu, ketimbang para elit Polri sibuk menyiapkan dalih-2 utk membela diri, saya kira lebih baik bersikap proaktif dengan membuka diri kepada publik. Pimpinan Polri harus memberi contoh dengan bersikap jujur dan apa adanya jika nanti publik meminta kejelasan mengenai perkembangan kasus ini. Dan bahkan, kalaupun publik menuntut ada tindakan tegas kepada Polri terhadap kedua anggota tsb, tidak perlu repot-repot memberikan pembelaan diri yang sia-sia. Jika memang tindakan disiplin bisa segera dilakukan, ya harus segera diambil thd mereka berdua.

Bahkan tidak ada salahnya jika pimpinan Polri berani mengambil alih tanggungjawab moral anak buahnya yang melakukan kejahatan narkoba dengan mengundurkan diri dari jabatan mereka. Saya kira rakyat Indonesia akan sangat menghargai sikap kesatria itu, karena nama bangsa dan negara Republik Indonesia benar-benar sudah dilecehkan dan dipermalukan oleh perbuatan anggota Polri di depan khalayak negara lain. Pertanyaannya, mungkinkah ada keberanian seperti itu di negeri ini? Wallahua'lam.


Simak tautan ini:

http://www.rmol.co/read/2014/09/01/170174/Indonesia-Dibikin-Malu-Dua-Oknum-Polisi-

Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS