Monday, December 22, 2014

INSENSITIFITAS POLRI THD ANCAMAN KESATUAN BANGSA

Saya tidak setuju dg statemen Kombes Awi Setiyono (AS) dari Polda Jatim bhw larangan memakai atribut Natal yg disebarluaskan oleh kelompok Jemaah Ansyarus Duariah (JAS) sebagai bukan ancaman toleransi beragama. Setidak2nya Polda Jatim harus menggunakan argumen yg lebih komprehensif ttg mslh ancaman, bukan hanya yg menurut anggapan subyektif atau legal formal saja. Ini sama saja dengan membiarkan api dlm sekam yg karena tdk tampak dan tak ada asap lal7 dianggap tdk berpotensi membakar.

Polri makin lama makin tdk peka dlm menyikapi ancaman thd kehidupan bermasyarakat karena para petingginya kehilangan sensitifitas thd bahaya yg bisa muncul. Mereka hanya berpegang pd peristiwa yg sudah terjadi dan bukan mengantisipasi kemungkinan akan adanya peristiwa yg bisa berdampak serius dlm jangka panjang. Kelompok2 garis keras spt JAS itu tentu akan merasa mndpt peluang dg adanya pembiaran Polisi spt ini dan cenderung meningkatkan kampanye2 mereka. Apalagi jika ummat Islam dan ormas2 Islam mainstream juga berdiam diri. Maka api dalam sekam pun nanti akan berubah jadi kobaran tetapi dianggap normal belaka.

Kalau sidah seperti ini, akan makin jauh saja berharap bhw ralyat akan mempercayai omongan dan kamoanye Polri sebagai pelayan dan pelindung masyarakat. Bagaimana mungkin pramg akan percaya dg aoarat yg tdk peka thd bahaya yg mengancam? Negara dan masyarakat yg majemuk memerlukan kewaspadaan ekstra thd bahaya yg bs merusak kebersamaan dan kesatuan. Dan alat negara spt Polri adlh salah satu yg paling bertanggungjawab dlm hal ini. Sungguh sangat besar resiko bagi NKRI jika Polri ternyata menjadi bagian dari masalah dan bukan bagian dari pemecahan masalah bangsa!

Simak tautan ini:

http://www.tempo.co/read/news/2014/12/22/058630257/Polisi-Sebut-Melarang-Atribut-Natal-Bukan-Ancaman
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS