Thursday, February 26, 2015

PENTAS TRAGEDI BETAWI, BERJUDUL "AHOK"

Pada akhirnya adalah uang yg membuat para politisi di DPRD DKI rame2 mengeroyok Gubernur Ahok melalui angket hari ini (26/2/15). Untuk sementara memang kata pemakzulan belum marak dan bahkan belum diakui oleh para politisi tsb. Tetapi saya kira itu cuma soal waktu saja. Seperti sebuah drama, suspense selalu di bagian belakang plot. Toh semua orang sudah tahu: inilah pintu masuk buat memuntahkan semua kegeraman terhadap sosok fenomenal dari Belitung itu.

Ahok adlh kisah tragedi di pentas politik kita. Seperti cerita tragedi Yunani maka sang hero tidak selalu menang dan bahkan malah seringkali mesti menelan kekalahan yg pahit. Seperti Socrates, filsuf Yunani kuno yg harus minum racun sebagai hukuman atas tuduhan "merusak pikiran generasi muda" itu. Ahok, tidak harus minum tacun tentunya. Tetapi kemungkinan beliau harus dijatuhkan dan menjadi korban kegeraman politisi DPRD DKI tampaknya sangat besar.

Ini semua karena pria kontroversial tsb tidak tunduk pd pakem, skenario, dan plot cerita yg didesain oleh parpol dan politisi Jakarta. Sejak menjadi calon Wagub pun, Ahok sudah mirip martir dlm menghadapi para politisi dan kekuatan2 status quo di ibu kota Republik itu. Belum pernah ada dlm sejarah Republik ini seorang cawagub diserang dg isu primordial dan bahkan diancam secara fisik spt Ahok. Dan belum pernah ada seorangpun pemimpin dari kelompok etnis minoritas yg berani berhadapan langsung dan menjawab secara terbuka semua upaya tsb seperti Ahok. Barangkali, karena memang Ahok sudah tahu bahwa dirinya akan menjadi seperti tokoh tragedi, maka sejak awal dirinya sudah siap.

Dan seperti kisah2 tragedi, Ahok akan mengikuti ending tokoh spt BK, Tan Malaka, Sjahrir, Gus Dur, dan orang2 seperti itu. Ahok tdk akan diapresiasi pd masanya tetapi ditangisi dan dirayakan setelah dia jatuh. Dan akan selalu dikenang selamanya. Sementara para politisi DPRD DKI itu hanya dapat tepuk tangan dan pujian serta uang utk sementara saja. Selebihnya nama2 mereka akan dilupakan dan mungkin dilecehkan oleh rakyatnya. Selamanya. Sejarah sarat dg catatan2 tragedi para pemimpin yg besar dan para pecundang.



Simak tautan ini:
http://m.cnnindonesia.com/nasional/20150226142901-20-35115/pdip-kami-lelah-menjaga-ahok/
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS