Saturday, February 14, 2015

PJ SEPERTI MENGOLAH BOLA DALAM POSISI "SCRIMMAGE"

Kalau menggunakan metafor (ibarat) sepakbola, keputusan Presiden Jokowi (PJ) tentang pelantikan Komjen Budi Gunawan (BG) saat ini adalah seperti mau mencetak gol dalam posisi 'scrimmage' di depan gawang dan sedang terjadi perebutan oleh banyak pemain, baik yg bertahan maupun yg menyerang. Bisa jadi bola akan langsung "nyeplos" ke gawang, tapi bisa juga bola "muntah" ditepis penjaga gawang dan pemain belakang lawan, bisa jadi akan terjadi gol bunuh diri, atau bola melayang keuar garis permainan, dll. Bola, dlm metafor ini, adalah keputusan PJ utk melantik atau tidak melantik cakapolri yang sudah disetujui DPR-RI, namun kini mengambang karena menjadi tersangka KPK. Pihak 'penyerang' yg ingin mencetak gol, tentu saja adalah PJ, Polri, KIH, dan para elit pengusung PJ. Sedangkan pihak yg bertahan adalah yang tidak ingin "gol" terjadi, seperti KPK, sebagian organisasi masyarakat sipil pendukung KPK, para angggota tim 9, sebagian tokoh lintas agama, dan relawan pendukung PJ, dan sebagian publik.

Posisi bola dalam scrimmage ini sangat rentan terhadap berbagai pergerakan yang malah kontraproduktif, seperti offside, hands ball, pelanggaran karena tackling yg keras thd lawan, dll. Bola pun bisa menjadi "liar" dan segala kemungkinan bisa terjadi. Apalagi jika wasit tidak terlalu awas dan kurang adil. Meleng sedikit saja bisa berabe: gol yang bersih jadi dianulir, gol 'tangan Tuhan" ala Maradona pun bisa sah, dll. Situasi bola scrimmage inilah yg dihadapi oleh sang kapten kesebelasan, PJ, dan perebutan bola di mulut gawang bisa melahirkan berbagai implikasi permainan bola baik jangka pendek, menengah, maupun panjang yg akan memengaruhi kesebelasan (Pemerintahan) beliau dan, tentu saja, dukungan para suppoternya (rakyat).

Dan kedua kelompok yang saling bertanding pun kini sudah sama-sama yakin bahwa mereka lah yg akan berhasil. Para pemain sangat gencar menyerang dan menekan PJ agar segera menendang bola. Bahkan sampai-sampai terdengar nada yg terkesan mengancam dari anggota squadnya jika sang kapten tidak melakukannya!. Kendati demikian, mulai ada tanda-tanda squad penyerang ini tidak lagi padu: striker (PDIP) dan pemain sayap (Golkar dan Nasdem) mulai kurang kompak. Pemain sayap tidak keberatan seandainya bola tak jadi nyeplos ke gawang saat ini. Pihak lawan pun tak kalah yakin karena bola yang sedang digoreng (cakapolri) dalam posisi yang sedemikian rupa sulitnya, sehingga PJ dkk akan kena semprit jika memaks diceploskan. Toh, pihak bertahan inipun juga bukan tanpa masalah, yaitu serangan-2 dan tekanan yang bertubi-2 yg dilancarkan dalam rangka memperlemah pertahanan, dan kalau perlu dengan menggunakan pelanggaran. Bisa saja pemain penyerang dlm posisi offside, atau melakukan tackle keras, dll., tetapi bola nyeplos ke gawang!

PJ benar-2 mesti ekstra hati-2 dan karena itu ketimbang terjebak dlm scrimmage, beliau memilih mencari kesempatan yg pas utk mencetak gol yg efektif. Bisa jadi bukan bola yg sedang scrimmage ini yg dieksekusi, tetapi mulai dengan serangan baru lagi yg lebih efektif dan menghasilkan gol cantik serta bersih. Tentu tak mudah utk dilakukan, apalagi jika kemelut di mulut gawang ini bisa memengaruhi seluruh hasil akhir. Untungnya, permainan masih belum sampai separo dari 45 menit babak pertama, sehingga PJ masih punya waktu. Yang harus diingat adalah bhw gol ini sangat penting karena akan sangat mempengaruhi pola permainan selanjutnya sampai peluit panjang berbunyi. Kegagalan mencetak gol bisa saja mengakibatkan PJ tdk masuk final pada 2019 dan bertanding sebagai juara bertahan.

PJ, sang kapten kesebelasan, harus konsentrasi penuh, tidak perlu terlalu menggubris teriakan pelatih dan asistennya yang ada di pinggir lapangan, para sponsor, apalagi para petaruh di luar lapangan. Semoga sang kapten kesebelasan berhasil.

Bravo President Jokowi!

Simak tautan ini:
 

http://www.cnnindonesia.com/politik/20150213142301-32-31910/ketua-dpr-tunggu-saja-keputusan-jokowi-soal-kapolri/
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS