Friday, March 20, 2015

PROFILING DUNGU IMIGRASI BANDARA CENGKARENG

Maunya menangkal teroris dan menjaga keamanan serta mempercepat pelayanan penumpang pesawat udara, terutama ke luar negeri. Tetapi karena yang mendasari kebijakan dan instrumen pekayanan tsb adalah kedunguan, maka hasilnya tentu malah sebaliknya. Penumpang merasa tidak nyaman, bahkan merasa didiskriminasi, dan cemooh bermunculan. Kini kebijakan publik tsb malah jadi isu pitik baru yg digunakan utk menjonru Pemerintah.

Itulah yg terjadi dengan apa yg disebut dg "autogate" alias pintu masuk ke ruang tunggu otomatis di Bandara Soetta, Cengkareng. Entah siapa yg membuat kebijakan tsb, tetapi faktanya adalah sebuah produk kedunguan budaya yg memalukan. Membuat profiling thd nama2 seperti MUHAMMAD dan ALI di negeri yg mayoritas penduduknya Muslim untuk mendeteksi potensi teroris adalah kedunguan budaya dlm takaran total. Bagaimana ia akan bisa efektif kalau belum apa2 sudah melanggar logika yg sangat sederhana tsb? Inilah bukti untuk kesekian kalinya bhw pejabat yg ekonomis dalam nalar akhirnya merusak hal2 yg sejatinya baik, bahkan merusak pentingnya teknologi canggih. Ibarat nila setitik susu sebelanga. Pejabat imigrasi yg membuat kebijakan tanpa nalar sehat itu bukan saja menyia2kan peralatan canggih dan efektifitas pelayanan keimigrasian. Tetapi yg paling fatal adalah munculnya kecurigaan, antipati, dan kemarahan dari pribadi, kelompok, dan bahkan masyarakat. Bukan hanya orang2 Islam saja yg akan curiga bhw mereka sedang dicurigai sebagai potensial teroris tetapi juga pihak2 yg lain. Alih2 para 8potensial teroris terdeteksi, kini malah muncul persoalan baru yg dampaknya lebih dahsyat, yaitu politik penjonruan nasional yg akan disaksikan oleh masyarakat dunia.

Pameran kedunguan budaya seperti ini adalah salah satu hasil dari pendidikan yg hanya berorientasi ijazah dan titel. Ini juga potret birokrasi yg bobrok dlm pemerintahan. Makanya, boleh saja para pejabat imigrasi itu terdiri atas manusia2 bertitel sarjana dan lulusan PT, tetapi hasilnya cuma seperti robot2 dan mesin tanpa jiwa. Dan bisa saja birokrasi dilengkapi dg teknologi canggih tetapi produknya malah amburadul.

SUNGGUH MEMALUKAN!!

Simak tautan ini:
http://news.detik.com/read/2015/03/18/140858/2862388/10/2/nama-muhammad-dan-ali-sulit-daftar-autogate-soekarno-hatta-ini-penjelasan-imigrasi

Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS