Sunday, March 15, 2015

VERONICA TAN DAN VIKTIMISASI POLITIK DI DKI

Kekacau balauan politik di DKI bukannya berhasil diredakan dan ditata ulang, tetapi malah berpotensi menciptakan munculnya potensi kekacauan dan perguliran masalah-masalah baru. Setelah upaya Angket DPRD dan mediasi oleh Kemendagri sempat menemui kebuntuan, utk sementara sudah bisa dicarikan jalan keluar setelah Mendagri melakukan evaluasi terhadap draft RAPBD 2015 dan mengirimkan kembali utk dibahas oleh Pemda DKI dan DPRD. Memang belum jelas apakah akan berhasil mencapai kata sepakat atau tidak. Kalaupun tidak, maka Pemda DKI harus menggunakan APBD 2014 kembali, yang tentu saja merupakan sebuah kerugian bagi rakyat DKI dan semua stakehilders di ibu kota Republik Indonesia itu.

Sayangnya, sebagian oknum politisi DPRD yang sudah menganggap Ahok sebagai musuh nomor wahid tampaknya belum mau sudah. Alih-alih mencari resolusi konflik dengan sang Gubernur, kini malah memperlebar serangan sampai ke istri beliau, Veronica Tan (VT). Ini sunggu sebuah perkembangan yang memrihatinkan dan sekaligus memalukan. Bukan saja bagi rakyat Jakarta, tetapi juga bangsa ini. Sebab Jakarta akan selalu dipergunakan daerah lain sebagai rujukan atau referensi utama. Para politisi yang tampak belum mau sudah sebelum Ahok jatuh, mencoba menggunakan taktik yang seringkali digunakan oleh rezim-2 totaliter dan otoriter terhadap lawan-2 mereka. Yakni viktimisasi keluarga atau siapapun yang dianggap dekat dengan musuh tsb utk digunakan sebagai target operasi (TO). Anggota keluarga tsb direkayasa dengan mencari-2 kesalahan mereka sekecil apapun. Dan inilah yang kita saksikan ketika VT kemudian dibawa-bawa dalam persoalan konflik antara Ahok dengan DPRD, dengan dalih nepotisme.

Hemat saya, oknum-2 politisi DPRD DKI semakin membabi buta dan kehilangan kewarasan nalar mereka ketika melakukan viktimisasi keluarga Ahok, khususnya VT. Bukti-bukti yang dikemukakan oleh para politisi itu utk menuding Ahok melakukan nepotisme melalui isterinya, sangat tidak bisa dipertanggungjawabkan. Saksi-saksi yang dicoba utk memperkuat dalih tersebut pun tampak tidak berhasil. Bahkan beberapa di antara mereka mempertanyakan motif tudingan nepotisme tsb. Saya kira, rakyat Jakarta yang berfikir jernih bukannya makin simpati kepada DPRD DKI, tetapi sebaliknya: muak dan malu thd ulah oknum-2 politisi yang Machiavellian itu. Arogansi mereka begitu kontras dengan sosok VT yang tenang dalam menghadapi semua tudingan ini. Dan saya yakin, manuver viktimisasi thd VT ini justru akan meningkatkan simpati publik terhadap Gub. Ahok dan VT karena pendzoliman itu.

Saya pribadi mendoakan semoga Ibu VT tetap diberi ketabahan dan kesabaran menghadapi provokasi politik ini. Insya Allah kebenaran akan menang kendati kejahatan seolah-olah begitu dahsyat dan kuat menggempur Ibu dan keluarga. Tetap cemunguud bu, mendampingi perjuangan Pak Ahok...!!

Simak tautan ini:

http://news.detik.com/read/2015/03/14/132614/2858747/10/veronica-tan-sebelum-ada-undangan-tim-angket-dprd-saya-no-comment?nd771104bcj
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS