Tuesday, April 21, 2015

HARI GINI ADA KAMPUS MELARANG PEMUTARAN FILM PROTES SOSIAL?.

Kalau benar kabar bhw pihak Dekanat Universitas Brawijaya (Unbraw), Malang, melarang pemutaran film tentang aksi-aksi protes sosial yang dilakukan oleh buruh Freeport dan kaum Samin, maka hal ini sangat menyedihkan, memalukan, dan menunjukkan kian merosotnya 'ruh' akademis di PT tersebut. Film "Alkinemokiye" dan "Samin VS Semen" merupakan film-2 produksi Watchdoc yg bertutur ttg perlawanan sebagian dari rakyat thd kerakusan kapitalisme yang ditopang oleh kekuasaan. Orang boleh saja setuju atau menolak pandangan, interpretasi, dan ideologi si pembuat film tsb. Demikian pula orang boleh saja punya tafsir berbeda-2 atas mereka karya tersebut. Tetapi, jika sebuah lembaga pendidikan tinggi (PT) seperti Unbraw, yg notabene milik Negara dan dibayari oleh rakyat itu, melarang pemutaran mereka dengan alasan provokatif, pertanyaan saya adalah kemana spirit akademis para pengelola Universitas tersebut?

Uiversitas, konon, adalah oase dan sekaligus benteng utama dari prinsip kebebasan berfikir dan berpendapat, sebagai nilai dasar dari ilmu pengetahuan. Jika ekspressi seni dan pandangan kritis dilarang, dengan alasan lebay seperti 'provokatif' itu, lalu bagaimana dengan pemikiran-2 yang bersifat filosofis atau imajinasi-imajinasi yang bisa saja sangat berlawanan dengan kemapanan? Bukankah ilmu pengetahuan dan teknologi itu salah satu basisnya adalah pemikiran dan inajinasi yang inkonvensional? Kalau sebuah film ttg protes sosial yang diambil dari kondisi nyata dalam masyarakat Indonesia dilarang utk diputar, lalu apakah para pemangku kepentingan Unbraw nanti juga akan melarang mahasiwanya membaca buku-2 tertentu atau melakukan diskusi-2 dengan tema-2 yang dianggap provokatif? lalu istilah provokatif itu sendiri, siapa yang punya kuasa mendefiniskannya? Apakah cuma Dekanat saja atau termasuk juga pihak lain dalam kampus?

Bagi saya, pelarangan tsb adalah potret kepicikan pemikiran dari sementarta pengelola Unbraw sendiri yang kontradiktif dengan semangat dan elan pendidikan tinggi. Bisa jadi oknum-2 yang membuat larangan itu juga termasuk pihak yang kena sentil film-2 tsb, atau memang sudah mendapat pengaruh dari pihak-2 yang dikritik. Jika hal seperti ini dibiarkan dan bahkan dianggap 'normal', berarti oknum-2 Unbraw tsb menjadi salah satu pihak yang menghianati reformasi dan prinsip2 berdemokrasi. Dan apabila lembaga pendidikan telah bepikir dan bertingkah laku seperti itu, maka ia sudah tidak layak utk disebut sebagai oase dan sekaligus tempat persemaian insan-insan cendekia yang dibutuhkan oleh bangsa. Shame on You...!!!


Simak tautan ini:

http://www.tempo.co/read/news/2015/04/20/058659060/Ini-Alasan-Larangan-Pemutaran-Film-Samin-Vs-Semen  
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS