Di sisi lain, tentu harus diantisipasi pula reaksi-reaksi negatif yang
bisa jadi dimunculkan oleh pihak-2 yang masih alergi terhadap ide dan
praksis pluralisme dan kebangsaan. Apalagi mereka yang menganggap
pluralisme sebagai sebuah gagasan dan praktik sesat. Demikian pula
kemungkinan munculnya insinuasi bahwa proyek ini merupakan salah satu
penanda primordialisme, yakni respon terhadap upaya-2 'syariatisasi'
yang muncul di berbagai daerah di Indonesia di era pasca-reformasi ini.
Politik identitas yang satu dibalas dengan politik identitas yang lain.
Karena ada daerah yang memiliki keistimewaan budaya berupa menjalankan
syariat Islam, seperti di Nangroe Aceh Darusalam (NAD), maka
'balasannya' adalah keniscayaan adanya daerah yg punya identitas
keagamaan lain. Seakan ingin menyatakan bhw daerah seperti Tator adalah
eksklusif seperti NAD. Pandangan seperti ini bukan tak ada, karena kita
masih ingat rumor tentang gagasan Perda Injil (sebagai lawan Perda
Syariah) yg konon muncul di Papua Barat.
Karenanya, perlu kedewasaan dan kematangan semua pihak utk menyikapi gagasan dan program-2 seperti ini, tanpa harus terjebak dalam posisi pro dan kontra yg tidak produktif. Secara konstitusional maupun perundangan di bawahnya, tidak ada yang dilanggar oleh Pemda Tator. Dan masyarakat di daerah tsb dan ummat Kristiani di negeri ini tentunya juga menyambut baik ekspressi religiusitas seperti ini. Inisatif-2 seperti ini seharusnya bisa dimaknai sebagai upaya mempercepat proses pendewasaan kita sebagai bangsa yg bhinneka, selain tujuan memperkaya khazanah budaya, obyek wisata, dan sebagainya.
Simak tautan ini:
http://www.tempo.co/read/news/2015/04/17/203658575/Indonesia-Akan-Punya-Patung-Yesus-Setinggi-40-Meter
Karenanya, perlu kedewasaan dan kematangan semua pihak utk menyikapi gagasan dan program-2 seperti ini, tanpa harus terjebak dalam posisi pro dan kontra yg tidak produktif. Secara konstitusional maupun perundangan di bawahnya, tidak ada yang dilanggar oleh Pemda Tator. Dan masyarakat di daerah tsb dan ummat Kristiani di negeri ini tentunya juga menyambut baik ekspressi religiusitas seperti ini. Inisatif-2 seperti ini seharusnya bisa dimaknai sebagai upaya mempercepat proses pendewasaan kita sebagai bangsa yg bhinneka, selain tujuan memperkaya khazanah budaya, obyek wisata, dan sebagainya.
Simak tautan ini:
http://www.tempo.co/read/news/2015/04/17/203658575/Indonesia-Akan-Punya-Patung-Yesus-Setinggi-40-Meter
0 comments:
Post a Comment