Wednesday, October 28, 2015

"DEJA VU" DEMO MAHASISWA ANTI JOKOWI

Demonstrasi mahasiswa menuntut Presiden Jokowi (PJ) dan Wapres Jusuf Kalla (JK) agar mundur dari jabatan sudah beberapa kali digelar di Jakarta, khususnya oleh kelompok yg disebut sebagai Aliansi Tarik Mandat (ATM) yang dipimpin oleh Ketum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Beni Pramula (BP). ATM menyatakan alasan demo yang digelarnya yaitu "...kegelisahan mahasiswa dan pemuda yang melihat bahwa 17 tahun reformasi tidak serta merta membuat rakyat semakin berdaulat dan sejahtera." Tidak jelas mengapa demo tersebut dilakukan setelah PJ memerintah setahun, mengapa tidak sebelumnya, atau kegelisahan itu representasi dari pemuda dan rakyat yang mana.

Seperti biasa, dalam manuver2 politik seperti ini, yang namanya nalar tidak penting-2 amat, kendati yang melakukan demo adalah mahasiswa yg mestinya termasuk salah satu kelompok yang paling memakai nalar di dalam masyarakat Indonesia. Simak omongan BP lainnya, yaitu "... 17 tahun justru membuka peluang kekuatan di luar negara mengatur bagaimana dan ke mana negara ini mengarah. Jadi ada semacam corporatisme behind the government." Pertanyaan saya, yang seharusnya dituding membuka peluang kekuatan luar mestinya bukan PJ karena justru beliau sedang berusaha melakukan berbagai langkah menutup celah-celah yang dibuat oleh rezim sebelumnya. BP juga bicara soal 'corporatisme [sic!] behind the government' dan terus terang saya tdk tahu maksudnya apa. Mungkin maksud BP adalah adanya kelompok oligarki yang mengatur pemerintah, dan kelompok ini didominasi oleh korporasi-2 besar. Kalau benar demikia, bukankah PJ kini telah merekrut tokoh-2 anti oligarki seperti Rizal Ramli (RR), Teten Masduki (TM), dan sedang bekerja keras memulihkan kemandirian bangsa di bidang ekonomi? Soal puas atau tidak itu hak masing-2 orang, tetapi setidaknya mesti ada rentang waktu utk menilai.

BP dkk juga sesumbar akan "...bangun komitmen kebangsaan anak-anak muda untuk teriakkan narasi pembelaan atas kepentingan nasional kita dan perlawanan atas sistem yang liberal dan rezim anti rakyat.." Omongan semacam ini sudah klise dan nyaris tak akan didengar oleh rakyat itu sendiri (kecuali kalau rakyat yg dimaksud adalah dirinya sendiri dkk). Semua orang juga tahu bahwa ini cuma retorika politik kosong karena para pendemo itu sendiri juga tidak memiliki kejelasan platform dan program. Paling kalau didesak mereka akan bilang sebagai suara moral (entah moral yg mana!?)

Tetapi demo-2 macam ini adalah sebuah rekayasa politik yang dibikin utk menjadi batu pijakan para politisi dan parpol yang ingin ada kegaduhan. Maka itu jangan heran kalau yang menyambut para demonstran di Senayan adalah Wakil Ketua DPR-RI, Fadli Zon (FZ), yang baru saja mendapat teguran dari MKD DPR karena terlibat dalam "Trump-gate". Selain utk menebus teguran tsb, menyambut demo ATM adalah sebuah manuver politik utk membuat kegaduhan. Dengan menyatakan akan meneruskan aspirasi BP, maka FZ seolah akan legitimate utk memformalkan tuntutan para pendemo itu. Yang aneh, kalau BP dkk benar-2 ingin membela kepentingan rakyat, kenapa tidak mendemo pihak-2 yang ingin melemahkan KPK seperti politisi yg ada di DPR itu?

Saya melihat demo-2 model begini adalah sebuah pemanasan yg akan dilanjutkan terus menerus untuk manuver-manuver politik mengganggu PJ. Ini mengingatkan saya bagaimana kelompk-2 anti alm Presiden GD dulu juga menggunakan demo-2 mahasiswa sebagai 'prelude' utk justifikasi manuver politik sebelum pemakzulan. Dan kalau saya tidak salah ingat, kelompok mahasiswa yang digunakan juga tak jauh-jauh amat dari yang kini menjadi pelopor ATM itu. Dejavu all over again. Semoga saja PJ dan JK tidak terpancing dengan kegaduhan ini dan konsisten dalam menjalankan proses perbaikan dlm Pemerintahan. 
 
Simak tautan ini:
 
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS