MENGAPA PERAYAAN ASYURA DILARANG OLEH WALIKOTA BOGOR?

Melarang perayaan keagamaan ummat Islam umumnya dan yg berfaham Syiah khususnya di Republik Indonesia adalah tindakan inkonstitusional. Kalau Walikota Bogor, Bima Arya ( BA) melarang warga Syiah merayakan peringatan Asyura, itu jelas melanggar konstitusi walaupun dia menggunakan alasan keamanan dan ketertiban atau karena ada warga di kota tsb yg keberatan. Jika ulah diskriminasi ini dibiarkan oleh Pemerintah pusat, mk yg disebut terakhir itu pun melanggar konstitusi. Indonesia tdk sedang dlm keadaan darurat atau ada bukti bhw perayaan Asyura menciptakan gangguan keamanan di masa lalu. Jika dilihat jumlah warga Syiah yg kemungkinan datang di Bogor pun saya sangat yakin bhw pihak keamanan masij lebih dari mampu utk mengawasi dan mengendalikannya.

Lalu apa motif dari kebijakan tak nalar dan norak dari BA yg notabene seorang yg berlatarbelakang akademisi itu? Saya cenderung menganggap alasannya politis dalam rangka mencari dukungan dari pihak2 yang seringkali menggunakan retorika kebencian thd sesama ummat Islam khususnya penganut Syiah. Ini tentu saja sangat memalukan dan mencoreng Indonesia sebagai negara yg konstitusinya menjamin para pemeluk agama dan kepercayaan utk menjalankan ibadah dan keyakinan masing2. Tentu saja ada aturan2 yg harus diikuti oleh semua warganegara tetapi prasangka tdk bisa menjadi dasar kebijakan publik yg menyangkut hak asasi manusia.

Pihak Pemkot dan BA sedang menjalankan sebuah kebijakan yg bisa memberantakkan sendi2 kebamgsaan dan kenegaraan. Jika ini dibiarkan, bukan tdk mungkin mereka akan obral melarang kegiatan keagamaan lain yg mereka tak setuju. Jangan2 oeringatan2 keagamaan spt Natal dan lain2 juga berpotwnsi dilarang hanya dg alasan ada wrga yang keberatan. BA sedang melecehkan nalar sehat dan sebagai pejabat menurut hemat saya ia sudah gagal total dlm memelihara kesatuan dan persatuan.

Simak tautan ini:

http://metro.tempo.co/read/news/2015/10/24/083712593/wali-kota-bogor-larang-warganya-rayakan-asyura