Friday, December 18, 2015

DHAGELAN "BOTOL" DI SENAYAN SIAP DIGELAR

Belum selesai urusan MKD dan hasil sidang "tanpa keputusan" mengenai pelanggaran etik Setya Novanto (SN), kini sudah dipersiapkan lagi dagelan "botol" alias bodoh dan tolol di Senayan yang digelar oleh Fraksi Partai Golkar (FPG) dan DPP Golkar kubu Aburizal Bakrie (ARB). Dagelan itu berangkat dari sebuah skenario cerita ini: Pasca-sidang MKD, SN yang mundur dari posisi Ketua DPR kini menjadi Ketua FPG dan posisi yg diduduki sebelumnya, Ketua DPR-RI, digantikan oleh Ade Komarudin (AK). Dengan plot 'ganti posisi' ini, FPG dan DPP Golkar-ARB menganggap urusan sudah selesai, rakyat Indonesia akan puas, dan parpol-2 yang berkuasa di DPR dan Istana juga akan mendukung, karena badai telah berlalu.

Tapi benarkah skenario dan plot dhagelan FPG dan DPP PG kubu ARB itu akan membuat urusan selesai dan happy ending? Mari kita lihat satu demi satu. Asumsi dasar skenario dan plot dahagelan itu adalah sbb: 1) Memang benar bahwa SN bisa lolos dari lubang jarum gara-gara persidangan setan MKD yg berujung tiadanya keputusan: 2) Benar juga bhw SN secara legal formal bisa mengklaim dirinya tidak bersalah dan tidak kena sanksi etik oleh MKD dan DPR; 3) Dan faktanya memang SN tidak dipecat dari keanggotaan DPR, sehingga secara formal hak-2nya sebagai wakil rakuyat masih utuh. Implikasinya, benar DPP Golkar-ARB berhak mengganti Ketua DPR dengan orang dari PG karena aturan UU MD 3 yang berlaku demikian; dan 4) Last but not the least, benar juga sebagian pihak elite penguasa di Istana pun sudah menyatakan "menghormati" dan "menerima" keputusan MKD dan pengunduran diri SN sebagai sebuah solusi politik yang tepat.

Namun FPG dan PG kubu ARB tampaknya lupa atau pura-pura lupa bahwa skenario dan plot cerita yang mereka bikin juga punya bolong-bolong. Misalnya: 1) Keputusan MKD sangat tidak populer di mata publik, baik di DPR maupun di mata rakyat, sehingga siapapun yang disuruh ARB menjadi menggantikan SN, pasti akan kontroversial; 2) Jika SN menjadi Ketua Fraksi, bukankah itu sama saja DPP Golkar-ARB menunjukkan betapa budhegnya partai tsb, karena menjadikan pelanggar etika sebagai pimpinan Fraksi; 3) SN belum tentu sudah lolos dan bisa berleha-leha. Bisa saja SN nanti akan dilaporkan ke MKD karena menjadi pimpinan Fraksi tidak punya legitimasi etik. Sementara itu pihak Kejaksaan Agung dan Polri konon masih serius melanjutkan perkara "Freeport-gate" ke ranah hukum; 4) Presiden Jokowi (PJ) pasti akan mendapat kritik pedas dari rakyat jika Istana terkesan mendukung langkah ARB dan SN. Apakah PJ akan membiarkan citra dan popularitas beliau turun gara-gara reaksi publik yang jelek pasca-dagelan MKD itu?; dan 5) Apakah PG tidak memikirkan pukulan balik politik (political backlash) thd popularitas nya pada Pemilu 2019 karena kasus SN ini?

Dari pertimbangan di atas, PG, FPG, SN, dan AK hanya berilusi jika menganggap bahwa skenario dan plot dagelan mereka akan berjalan dengan baik dan membuat rakyat beranggapan urusan sudah selesai dan badai telah berlalu dari Senayan. Justru sebaliknya, skenario dan plot itu berpotensi menciptakan ontran-ontran politik baru di DPR dan memantik reaksi negatif rakyat ke depan. Itu sebabnya, saya katakan bahwa rakyat akan menyaksikan sebuah tampilan dhagelan 'botol' yang akan digelar oleh FPG dan DPP Golkar versi ARB. Selamat menyaksikan...

Simak tautan ini:

(http://www.rmol.co/read/2015/12/18/228601/Hasil-Rapat-Terbatas-Golkar:-Ade-Komaruddin-dan-Setya-Novanto-Tukar-Tempat-di-DPR-)
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS