Thursday, December 10, 2015

INVESTASI VERSUS ISLAMOFOBI

Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon (FZ), menyatakan dirinya tidak menyesal melakukan pertemuan dengan kandidat capres Amerika dari Partai Republik, Donald Trump (DT), kendati kini konglomerat properti dan perjudian tersebut sedang menjadi sasaran kritik di seantero dunia karena pernyataan dan sikap anti Muslim atau yang sering disebut Islamofobia itu. FZ mengatakan bahwa dirinya tidak menyesal dengan pertemuan tsb, karena "(k)alau dia berinvestasi di Indonesia, ya bagus-bagus saja." Namun, masih kata FZ, "pernyataan Donald Trump itu pernyataan yang konyol. Itu melanggar HAM."

Dua statemen tersebut bisa saja menunjukkan sikap pragmatisme FZ, seakan-akan antara investasi dengan sikap Islamofobia dan melanggar HAM itu dua hal yang tidak terkait, atau dalam istilah pentolan Gerindra itU sebagai "tidak ada urusan." Namun hemat saya, sikap seperti itu cermin dari sebuah mental yang sama sekali tidak kompatibel dengan jiwa bangsa Indonesia dan semangat Pancasila, yang lebih mengedepankan etika dan moral yang menghargai kemanusiaan, HAM, dan keadaban ketimbang investasi. Sikap FZ mencerminkan kepemimpinan tanpa visi moral dan hanya berorientasi keuntungan material. Implikasi dari sikap tersebut bisa jadi adalah pembiaran terhadap para investor yang terlibat dalam pelanggaran HAM dan memiliki ideologi rasis, xenofobia, dll. Bagi FZ investasi lebih tinggi nilainya ketimbang landasan moralitas dan etika dalam berbangsa!

Maka tidak mengherankan apabila FZ merasa tidak ada masalah dengan DT, tidak ada masalah dengan kasus "Freeport-gate," bahkan justru menuding laporan Menteri ESDM, Sudriman Said (SS), sebagai "omong kosong," dan bahkan "barang haram". (http://news.okezone.com/…/fadli-zon-laporan-sudirman-said-h…) Mungkin bagi pimpinan DPR itu, upaya membongkar korupsi pun akan ditentang jika berpotensi mengganggu kepentingan politik kelompoknya dan peningkatan investasi. Misalnya ketika ada kemungkinan pengusutan terhadap saksi Muhammad Reza (MR), akan merembet ke masalah dana kampanye Pilpres 2014 (http://nasional.kompas.com/…/Ruhut.Prabowo.Katanya.Dikasih.….)

Semakin memprihatinkan kondisi para pemimpin di negeri ini yang justru merupakan hasil dari gerakan pro demokrasi dan reformasi lebih dari 15 th lalu. Bukannya muncul para pemimpin baru yang memiliki karakter dan moralitas yang kuat, tetapi justru sebaliknya. Karakter pemimpin yang kini ada di elit negeri ini lebih mementingkan investasi ketimbang martabat dan keadaban. Maka jika rakyat Indonesia semakin tidak mempercayai DPR dan pemimpinnya, hal itu adalah sebuah konsekuensi logis belaka. Sebab rakyat Indonesia masih tetap lebih nalar ketimbang sebagian elitnya yang rela menggadaikan nilai-nilai moralitas dan etik bangsa dan negaranya demi investasi.

Simak tautan ini:

http://nasional.kompas.com/read/2015/12/10/13200281/Fadli.Zon.Tak.Menyesal.Bertemu.Donald.Trump

Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS