Wednesday, March 16, 2016

BU ANI YUDHOYONO, CAPRES PARTAI DEMOKRAT?

Partai Demokrat (PD) tampaknya sudah mulai mempersiapkan calon Presidennya pada Pilpres 2019, dan nama salah satu kandidat Capres yang kini beredar di media dan sosmed adalah mantan Ibu Negara, Ani Yudhoyono (AY), isteri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau yg lebih akrab dg panggilan SBY itu. PD tentu punya hitung-2an sendiri kenapa AY diperkenalkan jauh hari. Bisa saja ini baru merupakan sebuah upaya 'sound testing' di ruang publik utk mengetahui sampai sejauh mana respon publik thd beliau. Saya yakin Pak SBY tidak akan berkenan nama sang isteri dimunculkan tanpa sebuah perhitungan yang sangat hati-2 dan mendalam. Kita semua paham betul bhw mantan Presiden dua kali berturut-2 itu terkenal dengan sikap hati-2 dan penuh perhitungan dalam mengambil keputusan, apalagi jika menyangkut nama keluarga dan reputasinya.

Dalam wawancara dg portal berita okezone yg saya tautkan di bawah ini, saya mengatakan bahwa pencalonan bu AY sah-sah saja dan masuk akal. Beliau punya pengalaman sebagai seorang Ibu Negara (First Lady) selama 10 tahun, sehingga nama beliau sudah sangat dikenal di seluruh negeri. Kiprah beliau sebagai partner setia dan selalu bersama Pak SBY sudah menjadi trade mark yang bisa menjadi modal politik cukup besar. Demikian pula latar belakang beliau sepagai putri alm. Jenderal Sarwo Edhie Wibowo (SEW) akan menempatkan bu AY dalam posisi penting dalam memori kolektif bangsa. Dukungan PD juga sangat penting, karena mesin partai tsb setidaknya akan berperan penting dalam proses pengenalan dan pendalaman serta sosialisasi AY menuju pencapresan.

Tentu saja Pak SBY dan PD juga paham bahwa modal politik tsb masih perlu diuji efektifitasnya di ruang publik. Rakyat Indonesia tampaknya juga semakin mampu melakukan seleksi thd figur-2 yang ingin tampil sebagai pemimpin. Pengalaman dan rekam jejak serta karakter akan menjadi sangat penting dalam kompetisi capres, apalagi berhadapan dengan Presiden petahana, Pak Jokowi, yang kini semakin mengonsolidasikan kekuatannya serta menunjukkan kapasitasnya melakukan perubahan-perubahan dalam sektor politik, ekonomi, dan keamanan.

PD bisa saja akan menggunakan model Hillary Clinton (HC), mantan First Lady Amerika Serikat, yang kini menjadi calon utama partai Demokrat dlm Pilpres 2016. Hanya saja AY dan HC memiliki perbedaan sangat mencolok yakni pengalaman dan rekam jejak pihak yg disebut terakhir itu dalam memegang jabatan negara pasca- beliau meninggalkan Gedung Putih: Sebagai Senator 2 kali, dan Menteri Luar Negeri. Fakta seperti ini tidak bisa diabaikan oleh PD jika tidak ingin kampanye pencitraan itu berhasil karena publik Indonesia kian punya akses informasi yg luas.

Walhasil, penyebutan nama bu AY sebagaikandidat capres PD saat ini memang tidak masalah, namun juga bukan berarti PD harus bersikukuh hanya punya satu calon saja. Sebab pesaing dalam Pilpres 2019 nanti saya kira akan lebih ketat ketimbang 2014 Munculnya figur berlatar belakang militer pun masih cukup terbuka, demikian pula tokoh-tokoh parpol lain. Yang penting PD dan khususnya Pak SBY sebagai Ketumnya sudah memberi pelajaran politik yang positif kepada rakyat Indonesia, yaitu menyiapkan capres sedini mungkin dan dari kader partai sendiri. Itulah sebuah ikhtiar yg baik dan patut diapresiasi.

Simak tautan ini:

Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS