Untuk pertama kalinya dalam sejarah Inggris, Walikota London terpilih adalah seorang Muslim keturunan Pakistan, Sadiq Khan (SK). Pria berusia 45 th itu yg dicalonkan oleh Partai Buruh (PB) itu berhasil mengalahkan pesaingnya, Zac Glodsmith (ZG), dari Partai Konservatif dengan margin yg paling besar selama 16 th terakhir dlm pemilihan Walikota London, yaitu 13,6%.
Terpilihnya SK tentu bukan tanpa halangan serius, khususnya dari kelompok konservatif yg melakukan kampanye hitam thd aktivis pembela kaum buruh tsb. Ia dituding oleh ZG dan kelompok konservatif radikal sebagai bagian dari ekstremisme Islam, pendukung anti-Semitisme, dan memberikan oksigen bagi kaum radikal Islam, dll. Kampanye hitam semacam itu ternyata malah menjadi boomerang bagi ZG dan partai konservatif, karena para pemilih di kota London justru semakin banyak yg mendukung SK, yg platform politiknya antara lain memperjuangkan perumahan yang terjangkau harganya bagi rakyat itu.
Keberhasilan SK bisa menjadi 'kaca benggala' bahwa politik identitas yang ekstrem akan cenderung merugikan dan kontraproduktif di dalam masyarakat yang majemuk dan terbuka serta menerapkan sistem demokrasi. Politisi radikal konservatif seperti ZG, dan bisa jadi termasuk Donald Trump (DT) yg kini menjadi calon presiden partai Republik di AS, akhirnya ditinggal oleh para pemilih yang lebih mementingkan kesejahteraan dan hubungan sosial yg damai dan harmonis. Demokrasi yang efektif akan membuka pintu bagi kompetisi para calon pemimpin yang berkualitas dan menghasilkan kepemimpinan yg inklusif, bukan eksklusif.
Rakyat Indonesia kini sedang berjuang melakukan konsolidasi demokrasi, dan dlm proses tsb menghadapi rongrongan dan gangguan dari pihak-2 yg mengusung politik identitas dan sektarianisme radikal. Keberhasilan SK bisa memberi tambahan semangat dan optimisme bahwa kerja-kerja yang konsisten dalam menerapkan sistem demokrasi akan memberikan manfaat yg lebih besar bagi anak bangsa dan negeri tercinta Indonesia. Amin..
Simak juga tautan ini:
0 comments:
Post a Comment