Wednesday, November 9, 2016

DONALD TRUMP PRESIDEN AS TERPILIH


Mayoritas rakyat Amerika Serikat ternyata memilih Donald J. Trump (DT), sebagai Presiden baru dalam pilpres hari ini (Selasa di AS). Pesaingnya, mantan First Lady Hillary Clinton (HC) kalah telak. Konglomerat real estate dari New York itu berhasil mengumpulkan 276 suara Electoral College, dibanding dengan perempuan mantan Menlu tsb, yakni 218. Kemenangan ini mengakhiri pertandingan merebut posisi orang No 1 di Amerika Serikat yg berlangsung sangat ketat, keras, dan sarat dengan SARA.

Bagi banyak orang, termasuk saya, yang sedari awal kampanye Pilpres AS memprediksi HC akan mengungguli Trump dengan mudah, tentu hasil ini sangat mengejutkan. Apalagi jika mayoritas jajak pendapat sampai hari-2 terakhir sebelum pemilihan tetap menunjukkan keunggulan HC kendati dibuntuti ketat oleh DT, terutama setelah Kepala FBI, James Comey (JC), menyatakan masih akan melakukan penyelidikan terkait email di server mantan Menlu tsb. Walaupun kemudian JC mengumumkan bhw HC tidak melakukan kesalahan, tetapi nasi sudah menjadi bubur. Popularitas HC anjlog secara drastis, dan sehari sebelum pencoblosan dilakukan, selisih keduanya hanya terpaut kurang lebih 1 poin!

Apapun, rakyat Amerika sudah berkata bahwa Gedung Putih mesti digilir kepada Partai Republik. Dan kabarnya, DPR (House of Representatives) AS kini juga didominasi oleh Partai Republik setelah pemilihan sela hari ini. Partai Demokrat mungkin masih menguasai mayoritas di Senat AS dan ini tentu akan merupakan kekuatan oposisi menghadapi pemerintahan Preiden Trump di dalam Kongres.

Bagi pihak yang tidak menyukai platform politik Trump, baik di AS maupun secara internasional, kemenangan sosok kontroversial tsb tentu merupakan sebuah pukulan politik yang sangat serius. DT dikenal dengan platform ultra konservatif yang sarat dengan pesan-2 rasis, anti-imigran, misoginistik, anti ummat Muslim, dan anti terhadap semua kebijakan luar negeri Presiden Obama khususnya dalam menghadapi gejolak di TimTeng, kebangkitan Rusia, ancaman ekonomi dari Tiongkok, dan menghadapi Iran. Bagi pendukung Trump, kemenangan ini disebut sebagai "capaian luar biasa yang nyaris tak terbayangkan dalam sejarah AS." Bukan saja karena perilaku dan pandangan DT yang ultra konservatif itu, tetapi juga resonansinya yang negatif nyaris di seluruh dunia. (https://www.theguardian.com/us-news/2016/nov/09/donald-trump-wins-us-election-news).

Bagaimana implikasi terhadap posisi AS ke depan? Secara umum, negeri Paman Sam tsb masih tetap akan menjadi negara adidaya baik dalam ekonomi, militer, iptek, dan geopolitik. Namun jika DT konsisten dengan platform kampanyenya, maka AS akan mengalami kemerosotan pengaruh, terutama di dunia Islam dan negara-negara Eropa yg selama ini cenderung menginginkan AS tidak menjadi negara yang tertutup, terisolasi, serta menggunakan pendekatan keras. Dunia Islam bisa jadi akan menyikapi kepemimpinan Presiden Trump mirip ketika negeri tsb dikomandoi oleh George W Bush. Bahkan bisa diperkirakan, reaksi anti-AS yg sempat mereda di dunia Islam semenjak Presiden Obama berkuasa, akan meningkat lagi.

Namun saya yakin setiap Presiden, termasuk DT, akan dihadapkan pada realitas yang sangat kompleks ketika sudah memasuki Ruang Lonjong (Oval Office) di Gedung Putih. Sehingga ia mesti melakukan penyesuaian-2 yang bisa saja akan berbeda drastis dibanding dengan platform kampanye politik sebelum menjadi Presiden. Dengan demikian akan tidak mudah juga bagi DT untuk menjalankan kebijakan-2 yg keras seperti membangun tembok di perbatasn Meksiko ataupun mengembalikan semua migran ilegal, satu menolak ummat Islam utk berimigrasi ke negara tsb.

Akhirnya, dengan terpilihnya DT ini tradisi politik AS bahwa pemimpin harus bergiliran dan tidak terus menerus di kuasai partai yg sama, masih tetap terjaga. Suka atau tidak, Trump adalah dari Partai Republik yang kini menggantikan Presiden Obama dari Partai Demokrat. Akankah DT bisa dua kali masa jabatan? Rakyat AS lah yang akan menentukan.

Simak tautan ini:

Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS