Sahabat, sesuai janji saya semalam (16/11/2016), pagi ini hasil jajak pendapat mengenai prospek pencalonan paslon Aho-Djarot (Badja) bisa anda lihat. Anda bisa menafsirkan data yang saya sajikan dan silakan anda mengomentari pandangan saya mengenainya.
Sebagai disklaimer, jajak pendapat ini BUKAN sebuah sebuah kerja ilmiah utk mengukur popularitas, elektabilitas, ataupun probabilitas keunggulan paslon Badja. Karena itu mohon tidak dianggap sebagai hasil survei akademik. Hasil jajak pendapat ini juga tidak mewakili pemilih DKI, karena faktanya yg berpartisipasi adalah para sahabat yg mengikuti akun Fb saya (teman, pengikut, atau lainnya). Mereka berasal dari berbagai daerah, bahakan ada yg di luar negeri. Jadi, hasil ini hanya semacam indikator tentang pandangan publik mengenai prospek paslon Badja setelah Ahok dinyatakan Polri sebagai tersangka dugaan penistaan Al-Qur'an dan agama.
Jajak pendapat berlangsung 15 jam sejak Rabu (16/11/16) jam 18.00 sampai Kamis (17/11/16) jam 7.00, diikuti oleh 1854 peserta. Mereka diminta memilih salah satu dari 4 jawaban tertutup terkait pandangan mereka tentang prospek paslon Badja dlm Pilkada DKI pasca-keputusan Polri yg menjadikan Ahok tersangka kasus dugaan penistaan Al-Qur'an dan agama. Pilihan tsb adalah sbb: A: Paslon tidak akan berlanjut sampai final; B: Paslon berlanjut sampai final dan kalah; C: Paslon berlanjut sampai final dan menang; dan D: Tidak tahu. Hasilnya seperti yg saya tautkan di pie chart di bawah, adalah sbb dibulatkan):
Jawaban A: 63 orang atau 4%
Jawaban B: 112 orang atau 6%
Jawaban C: 1641 orang atau 88%
Jawaban D: 38 orang atau 2%
Hemat saya, jajak pendapat ini dapat dimaknai antara lain:
1). Para sahabat yg mengikuti jajak pendapat ini ternyata sangat tinggi tingkat ketertarikan mereka thd Pilkada DKI 2017, termasuk masalah yg sedang dihadapi paslon Badja dan implikasinya ke depan. Karena para peserta itu berasal dari berbagai daerah di Indonesia, maka bisa diartikan juga bhw Pilkada DKI memang merupakan peristiwa politik yg sangat menarik perhatian publik bukan hanya di DKI tetapi di seluruh negeri. Itu artinya bahwa proses dan hasil Pilkada tsb juga sangat menjadi perhatian dan ditunggu oleh masyarakat Indonesia.
2). Harapan dan optimisme thd keberlanjutan paslon Badja dlm proses Pilkada dan memenanginya, sangat tinggi bahkan bisa dikatakan "overwhelming". Apakah ini karena mereka optimis bhw popuaritas, elektabilitas, dan kredibilitas Badja masih sangat tinggi pasca-keputusan Polri? bisa jadi demikian. Tetapi reaksi optimis itu mungkin juga disebabkan tingginya simpati thd Ahok dan kekecewaan thd keputusan Polri. Atau kemungkinan lain yg bisa didiskusikan.
3). Sebaliknya, pandangan yang pesimis mengenai prospek paslon Badja untuk berlanjut dan menang, ternyata kecil. Yang memprediksi paslon ini tak akan sampai final bahkan lebih kecil (4%) ketimbang yang memprediksi paslon ini berlanjut tapi kalah (6%). Jika keduanya digabung pun hanya 10%. Ini bisa saja menunjukkan bahwa para peserta jajak pendapat di akun Fb ini sudah memiliki pandangan yg cenderung positif thd paslon Badja, sehingga kalaupun ada yang pesimis tak teralu besar. Saya kira pesimisme mereka bukan semata-2 karena mereka menolak paslon tsb, atau anti-Badja, tetapi bisa jadi ada alasan-2 lain.
3) Hasil jajak pendapat ini juga menujukkan bahwa para fbers dan publik Indonesia pada umumnya tidak mau terjebak pada isu sektarian dan primordialisme yg saat ini sedang berkecamuk, dan bahkan menjadi salah satu fenomen utama dlm Pikada DKI. Mereka memiliki optimisme dan harapan thd sistem demokrasi yg bebas dari politik identitas, sektarianisme, dan primordialisme. Kasus dugaan penistaan agama yg dihadapi paslon Badja tidak mengurangi optimisme dan harapan tsb. Tren positif ini tentu harus diertahankan dan diperkuat oleh semua pihak yg menginginkan demokrasi berjalan dan NKRI tetap utuh.
Silakan anda memberi komentar dan analisa. Terimakasih kepada para sahabat yg telah berpartisipasi dalam jajk pendapat sederhana ini. (MASH)
0 comments:
Post a Comment