Friday, May 19, 2017

ANDREIJ NIKOLAIDIS: HIPOKRISI & PARA FASIS

"Ada salah satu cara untuk mengenali seorang fasis: Ketika ia sedang sangat berkuasa, ia menghancurkan apapun yang berbeda dengan pandangannya. Ia hanya menerapkan kekuatan brutal dan menginjak-injak hukum seperti gelas di bawah sepatu bot. Tetapi ketika ia kehilangan kekuatan dan dlm keadaan lemah, ia mengutarakan pentingnya hukum dan toleransi terhadap perbedaan. Tiba-tiba saja, ia seakan-akan hapal dengan setiap konvensi HAM yang sebelumnya telah berulangkali ia lecehkan dan tabrak!."
(Andreij Nikolaidis, novelis, aktivis HAM terkemuka asal Bosnia)

Saya yakin para sahabat dengan mudah dapat memakai 'rumus' di atas jika ingin menengarai ciri orang bermental fasistis. Di dalam karakter dan perilaku seorang fasis, bercampur beberapa elemen sekaligus: 1) Pengecut, karena seorang fasis tidak akan bernyali jika ia sedang sendirian dan berargumentasi secara nalar; 2) Hipokrit, karena sorang fasis akan plin-plan dan inkonsisten dalam pendirian; dan 3) Pro-kekerasan, karena seorang fasis pasti mengandalkan kekerasan utk mencapai dan memertahan kan serta mengembangkan pengaruh dan kekuatannya.

Karakter nomer satu dan tiga sangat mudah ditemukan. Tetapi karakter nomer dua tak selalu mudah. Sebab seorang fasis bisa saja bicara tentang hak-hak asasi, demokrasi, kebebasan berfikir dan berbicara, menggelar unjuk rasa dll, saat ia sedang lemah atau dalam posisi marjinal. Kemampuan ini yg membuat dirinya mampu mengecoh ribuan bahkan jutaan manusia yg kemudian menjadi pengikut dan simpatisannya. Apalagi jika ia memakai ideologi yg dikembangkan dari penafsiran atas ajaran agama-agama! Semakin sulit menengarai apakah ia adalah seorang fasis atau tidak.

Barulah ketika ia berada dalam posisi menang dan berkuasa, akan tampak nyata bagaimana seorang fasis tampil dan berulah. Ia akan menghancurkan semua pandangan dan tindakan yg dianggap berbeda dan dibencinya. Toleransi dianggap kelemahan dan kehinaan; perbedaan dituding sebagai penyimpangan dan perlawanan, sehingga mesti ditindas. Dari mulutnya sangat enteng bicara soal membunuh, merusak, mengusir, dan bahkan membasmi lawan-lawannya. Dan biasanya pihak lain baru tahu karakter seperti ini ketika semuanya sudah terlambat. Si fasis yg telah berkuasa tak akan berhenti kecuali semua hancur bersamanya. Pernahkan anda melihat seorang Fasis yg berakhir dengan damai? Lihat Hitler, Mussolini, Stalin, Polpot, dll? Semua berakhir dengan "TIJI TIBEH", (mati siji, mati kabeh) alias kehancuran semesta.

Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS