Saturday, March 16, 2019

APEL KEBANGSAAN ATAWA PEMBOROSAN ANGGARAN?


Romo Aloysius Budi Purnomo (ABP), Ketua Komisi Hubungan Antar Keagamaan dan Kepercayaan, Keuskupan Agung Semarang, mengomentari anggaran Rp 18 milyar untuk gelaran acara Apel Kebangsaan "Kita Merah Putih" besutan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo (GP), begini:

"... menghamburkan dana sampai belasan miliar rupiah untuk satu acara setengah hari. Memang tidak sepantasnya".

GP boleh saja berdalih macam-macam2 utk membela diri dan kegiatannya. Tetapi jika seorang tokoh keagamaan seperti Romo ABP melontarkan kritik keras seperti itu, artinya lampu kuning sudah menyala. Lebih baik GP mendengar dan bertindak bijaksana.

Sehebat apapun sebuah apel kebangsaan digelar, ia tak semestinya sampai menimbulkan kecaman dan bibit ontran2 karena biaya yang dianggap terlalu boros.

Hasil yang diharapkan dari kegiatan itu pun akan terancam muspro alias sia-sia, karena belum apa-apa sudah menimbulkan reaksi negatif. Dan reaksi tsb bukan datang dari politisi atau timses salah satu kubu, tetapi dari seorang tokoh rohaniwan!

GP mestinya menerapkan "unen-unen" Jawa, "empan papan duga prayoga.", atau menempatkan perkara pada tempat yang tepat. GP juga mesti ingat istilah Jawa, "bener ning ora pener", suatu tindakan yang bisa jadi benar tetapi tidak tepat dalam pelaksanaannya.

Gubernur Jateng itu tak perlu memakai model Mercu Suar utk membangun citra yg gebyar. Lebih baik gunakanlah prinsip "sak madyo" sehingga kepemimpinannya bisa dirasakan oleh rakyat secara nyata dan sumrambah. Bukan hanya ingin dipandang gagah.

Saya sarujuk (setuju) dengan pandangan Romo Budi.

Simak tautan ini:

Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS