Wednesday, June 26, 2019

PEMULANGAN EKS-ISIS DARI TIMUR TENGAH

Dialog di CNN-TV tadi malam (25/06/19) membicarakan tema upaya pemulangan para relawan ISIS dari Indonesia dan persoalan yang dihadapi Pemerintah dan rakyat Indonesia. Salah satu yang dihadapi adalah dilemma bahwa di satu pihak mereka yang jumlahnya masih ratusan, termasuk kaum perempuan dan anak-anak, tersebut adalah masih menjadi warganegara RI yang secara konstitusi harus mendapat perlindungan dari negara dan Pemerintah. Namun di pihak lain mereka adalah kelompok sebuah organisasi teroris yang datang ke negara-negara Timteng (Suriah, Irak, Turki) baik secara sukarela maupun alasan lain.

Saya bersama Dr. Wawan Purwanto (Jubir Ka BIN) dan Dr. Joserizal Jurnalis (M-ercy) dengan dipandu oleh Putri Sulistyawati (CNN-TV). Dalam pandangan saya, masalah pemulangan warga RI ini harus dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian dan melibatkan banyak pihak baik dari sektor pemerintah maupun masyarakat sipil. Bukan saja karena persoalan kerpaparan ideologi radikal dan pengalaman menjadi bagian dari teroris ISIS, tetapi juga klasifikasi tingkat keterpaparan yang bervariasi serta pengalaman yang berbeda dengan kelompok sebelumnya di Afghanistan, Filipina, dll. |
Hal yang juga penting dipahami adalah respons dari masyarakat sipil di tanah air yang lebih banyak menolak kepulangan para relawan ISIS tsb ketimbang yang menerima.

Jika akan dilaksanakan progran deradikalisasi terhadap mereka yang kembali itu, saya kira juga memerlukan pendekatan yang melibatkan pemutusan terhadap ideologi radikal dan kontra ideologi radikal. Hal ini akan memerlukan waktu yang lama khususnya bagi mereka yang sudah mendalam (die hard). edangkan untuk anak-anak pasti memerlukan tratment yang khusus.

Selain itu, saya menenkankan penting keyakinan dari pihak Pemerintah dan masy sipil bahwa ISIS dan organisasi radikal lainnya adalah ancaman nyata dan hadir. Terlepas dari asal usul kemunculan mereka yg berbeda, faktanya adalah bahwa ideologi dan aksi mereka sangat membahayakan bangsa dan NKRI dan karenanya tak bisa kompromi.

Soal metodologi deradikalisasi bisa disesuaikan dengan kenyataan yang dihadapi, tetapi jangan sampai menganggap bahwa orang-orang yang terpapar radikalisme dan melakukan aksi teror tak membawa acaman bagi keberadaan dan kesinambungan bangsa dan NKRI.

Simak tautan ini:

https://www.youtube.com/watch?v=RthqfxhzYGc&feature=youtu.be
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS