Oleh Muhammad AS Hikam
President University
Pemerintah, cq. Kementerian Sosial, resmi mengumumkan KH. Abdurrahman Wahid (alm), mantan Presiden RI Ke IV, sebagai Pahlawan Nasional terhitung mulai 1 Oktober 2010. Bagi para nahdliyyin khususnya, berita ini tentu sangat melegakan dan menggembirakan serta akan diterima dengan puji syukur ke hadirat Allah swt. Sejatinya, masalah pengakuan resmi hanyalah soal waktu karena semua orang tahu bahwa Gus Dur, begitu beliau dipanggil dengan akrab, adalah sosok yang sangat berjasa bagi negerinya dan bahkan dunia pun mengakui jasa-jasanya. Selain sebagai salah seorang Pahlawan Nasional, sosok yang nama lengkapnya adalah Abdurrahman Ad-Dakhil (Abdurrahman Sang Penakluk) ini juga dikenal sebagai Bapak Pluralisme, Guru Bangsa, Bapak Demokrasi, Bapak Pejuang HAM Indonesia, Tokoh Perdamaian, Tokoh Lintas-Agama, Tokoh Islam Moderat, dan seabreg julukan kehormatan lain yang diberikan rakyat. Itu belum lagi kalau dihitung belasan gelar DR kehormatan (DR HC) yang pernah beliau terima dari berbagai Perguruan Tinggi terkemuka Dunia.
Bagi saya pribadi yang pernah diberi nikmat oleh Allah swt dan kepercayaan oleh Gus Dur menjadi sahabat, murid, dan pembawa amanahnya sebagai Menteri ketika beliau menjabat Presiden, dan fungsionaris partai ketika beliau memimpin PKB, gelar Pahlawan Nasional jelas memiliki arti tersendiri. Bagi saya hal itu menjadi salah satu bukti bahwa pemikiran dan perjuangan Almaghfurlah memang diakui kebenaran dan juga relevansinya bagi rakyat, bangsa, dan negara Indonesia yang beliau sangat cintai dengan sepenuh jiwa raga ini. Demikian juga sebagai tokoh ormas Islam terbesar di dunia, NU, yang dipimpinnya selama tiga periode (1984-2000), maka pengakuan resmi sebagai Pahlawan Nasional ini juga membuktikan bahwa NU dan para pemimpinnya adalah para patriot sejati yang tak dapat diragukan stitik pun. Gus Dur adalah generasi ketiga berturut-turut dari keluarga besar Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jatim yang mendapat gelar Pahlawan Nasional, setelah Almaghfurlah Rois Akbar NU, KH. Hasyim Asy'ari (kakek), dan KH. Wahid Hasyim (ayah). Sebuah capaian yang belum ada bandingan dalam sejarah Republik Indonesia sampai saat ini!
Gus Dur bukanlah sosok yang elitis atau yang mengharap jasanya diketahui orang banyak, apalagi dipamerkan. Gus Dur justru sosok yang, menurut kesaksian saya, sangat tidak menggubris tetek bengek julukan dan gelar. Namun beliau juga tidak sok menampik apabila beliau diberi penghormatan. Andai Gus Dur masih hidup dan menyaksikan hal ini, saya bisa membayangkan bahwa beliau akan menyatakan terimakasih atas penghargaan luar biasa ini, namun setelah itu ya tetap saja akan mengritik apa yang beliau anggap keliru dan menyantuni mereka yang diperlakukan tidak adil. Dengan segala resikonya!.
Saya selaku pribadi maupun sebagai bagian dari kaum Gusdurians mengucapkan terimakasih yang setulusnya dan sebesar-besarnya kepada Presiden SBY yang mewakili Pemerintah dan Negara RI yang memberikan penghormatan ini kepada Gus Dur. Pak SBY telah menunjukkan kebesaran jiwanya dan kemampuannya untuk "mikul dhuwur" dan "mendhem jero" sebagaimana diajarkan oleh piwulang luhur Jawa. Semoga beliau juga akan memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Proklamator RI, Presiden I, Bung Karno, dan juga Presiden ke II, Bapak Pembangunan RI, HM. Soeharto. Bangsa yang besar, kata orang, adalah bangsa yang mampu menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Dan Pak SBY kini berada dalam sebuah momentum sejarah untuk tampil sebagai pemimpin sebuah bangsa yang besar. Semoga!
http://nasional.kompas.com/read/2010/10/04/14313792/Gus.Dur.Resmi.Jadi.Pahlawan.Nasional-4
Luar biasa dari Kakek, Bapaknya dan GD sendiri jadi pahlawan .... kasihan para Pemghujat GD mereka pasti akan marah besar dan akan merasa tersaingi krn dr klmpoknya tak ada seorangpun yg dinobatkan jadi pahlawan ... malah bisa2 dinobatkan jadi Teroris ....
ReplyDeleteAda atau tidaknya pengakuan dari pemerintah, bagi saya beliau adalah seorang PAHLAWAN juga panutan
ReplyDeleteKasihan? Saya rasa agak aneh kalau kita merasa "kasihan" kepada para penghujat GD. Ini adalah sebuah mau'idzoh (pengajaran) kepada semua orang, bahwa GD adalah sosok manusia yang menjadi tauladan rakyat Indonesia dan diakui oleh dunia. Bagi kaum penghujat dan pembenci kebaikan, semoga ini bisa membuat mereka bertaubat kepada Allah swt dan meninggalkan kebiasaan serta perbuatan buruk mereka. Amin
ReplyDelete