Sunday, June 9, 2013

IN MEMORIAM: PAK TAUFIK KIEMAS YANG SAYA KENAL



Oleh: Muhammad AS Hikam

Setiap orang tentu memiliki kenangan tersendiri terhadap sosok Pak Taufik. Saya pribadi tidak berani mengklaim sebagai kenal akrab dg beliau, kendati pertemuan pertama dg beliau, mBak Mega, dan mbak Puan terjadi cukup lama, ketika saya masih sekolah di Hawaii, kalau tak salah sekitar tahun 1987. Pak TK adalah aktivis, pengusaha, politisi, dan pemimpin partai terkemuka di Republik ini (PDIP). Setelah pulang dr sekolah th 1995 saya lebih sering berjalan dg mbak Mega karena pertemanan saya dg Gus Dur. Sesekali saya bertemu pak TK, yang sejak awal memanggil saya dengan sebutan "Mas Hikam." Ketika menjadi pembantu GD di Kabinet, saya juga beberapa kali diajak beliau melakukan kunjungan terutama di wilayah industri yg terkait dg Iptek. Pak TK memang seorang yg menginginkan kemajuan Iptek bangsa harus bersifat mandiri, persis seperti pandangan Bung Karno dan mBak Mega. Ketika di DPR, saya berada di Komisi yg sama, Komisi I. Kesan saya beliau adlh termasuk sedikit dari "sisa-sisa Laskar Pajang" sosok politisi-pemimpin-negarawan yg dimiliki negeri ini. Entah kapan pengganti sosok spt beliau akan muncul dari kader PDIP atau yang lain. Sebuah catatan pribadi yg selalu muncul setiap ingat nama beliau adalah sifatnya yang peduli (care) thd kawan, siapapun dia, dekat atau tidak dg beliau. Saya masih ingat ketika baru jadi Menteri, saya hanya punya setelan jas sisa-2 masa sekolah dan saat masih bekerja di LIPI. Suatu hari ada orang yg datang utk mengukur dan membuat setelan (dua atau tiga, saya lupa). Saya diberi tahu yg memerintah Pak TK, jadi saya tak menolak. Dalam hati, saya mengira Pak TK kurang sreg melihat salah satu anak buah Wapres Megawati yg tampil dg pakaian resmi yg cuma itu-2 saja. Beberapa hari kemudian saya baru tahu ternyata bukan saya saja yg diperhatikan oleh beliau dlm urusan tampilan tsb. Malah saya dengar bbrp Menteri yang jauh lebih tajir pun beliau perhatikan dalam soal itu. Pak TK adalah politisi yg berangkat dari aktivisme dan mengakhirinya sebagai politisi yang negarawan. Selamat jalan, Pak TK. Kepergian anda terasa terlampau cepat, dan terjadi saat negeri ini sedang paceklik patriotisme dan kepemimpinan. Al-fatihah...
Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS