Saturday, April 4, 2015

MEREMEHKAN BAHAYA ISIS, TINDAKAN TAK BERTANGGUNGJAWAB.

Statemen Emha Ainun Najib (EAN) bhw ISIS hanyalah sekadar rekayasa utk mengacaukan Timur Tengah, saya kira terlalu lebay dan menggampangkan masalah, serta berdampak menyesatkan. Tidak jelas apa yang dia maksud sebagai rekayasa tsb. Saya khawatir yang dia maksud sama dengan berbagai teori konspirasi yang berdar di kalangan masyarakat, yang isinya terlalu sederhana: menyalahkan AS dan negara-negara di Etpa serta Timur Tengah yang lain, seolah-olah mereka yang membuat dan menyeponsori ISIS utk kepentingan geopolitik. Jika hanya itu pemahamannya, maka EAN tidak memahami dimensi-2 lain yang terkait dengan ISIS, termasuk di dalamnya dimensi ideologi, politik-ekonomi, dan keagamaan.

Sebagai budayawan tentu merupakan hak EAN utk menyuarakan aspirasinya tentang apapun yang dianggapnya penting. Namun demikian, menyuarakan masalah tanpa memahami secara mendalam dan didukung oleh bukti dan argumen yang nalar, bisa sangat menyesatkan dan bahkan membahayakan bagi masyarakat, termasuk ummat Islam di Indonesia. Tentu saya tidak tahu apa motif EAN dg statemen lebay ini. Apakah ia bersimpati terhadap gagasan dan gerakan Islam radikal seperti Al-Qaeda atau ISIS dan gerakan-2 seperti itu di Indonesia? Ataukah statemen itu hanya sensasionalisme supaya menarik perhatian publik kepada dirinya? Wallhua'lam.

Saya menolak dengan tegas pandangan-2 simplistik seperti yang dilontarkan EAN tsb, karena gagasan dan gerakan-2 radikal seperti Al-Qaeda dan ISIS adalah bahaya yang riil dan bukan sekadar rekayasa negara-2 seperti AS. Dalam sejarah politik dan dinamika geopolitik Timur Tengah serta dunia Islam, ideologi transnasional yang menyebarkan kekerasan dan diiringi oleh munculnya kelompok-2 dan organisasi radikal seperti itu sangat mudah utk ditemukan di dalam berbagai literatur. Indonesia sebagai negara bangsa yang bukan negara Islam, juga sudah mengalami sendiri ancaman dari kelompok-2 radikal seperti itu. Dan mereka tumbuh serta berkembang tanpa harus mendapat dukungan dari luar. jadi kalaupun ada pengaruh dari negara-2 seperti AS, EU, Israel, dan berbagai negara Timteng lain, saya kira bukan berarti bahwa ideologi radikal dan kelompok-2nya tidak bisa tumbuh dan berkembang sendiri.

Para penyelenggara negara dan tokoh dalam masyarakat sipil seharusnya tidak menyepelekan ancaman yang muncul dari ideologi dan gerakan radikal seperti ISIS. Pemahaman yang hanya setengah-2 seperti yang dimiliki EAN bukan saja tidak membantu kepada peningkatan pemahaman dan kewaspadaan ummat, tetapi juga berbahaya bagi kamnas. Omongan EAN jelas akan dimanfaatkan oleh pendukung Igaras dan digunakan sebagai alat propaganda yang memperlemah kewaspadaan kita.


Simak tautan ini:

http://nasional.kompas.com/read/2015/04/04/01222461/Cak.Nun.ISIS.Itu.Bagian.dari.Rekayasa?utm_campaign=popread&utm_medium=bp&utm_source=news




Share:

0 comments:

Post a Comment

THF ARCHIVE

FP GUSDURIANS